BANDUNG, PelitaJabar – Membawa 1 atlet dan pulang membawa 1 medali emas, tentu bukan prestasi sembarangan. Ini jelas sangat membanggakan dan tak semua bisa melakukan itu. Luar biasa.
Demikian yang dilakukan Eko Puji Raharjo saat memimpin tim Nasional Savate ke Kejuaraan Asia ke 3 di Dhaka Bangladesh.
Dalam waktu dekat ini pun, Eko kembali dipercaya membawa Timnas olahraga Savate ke kejuaraan Asia ke 4 di Taskhen Usbekistan pada 4 hingga 9 Mei 2023 ini dengan membawa 3 orang atlit.
“Olahraga Savate adalah olahraga yang pernah dipertandingkan di Olimpiade musim panas di Paris Perancis tahun 1924. Dan akan di pertandingan di kejuaraan “World Combat Games” tahun ini di Riyadh – Saudi Arabia bersama dengan cabor lain seperti Judo, Taekwondo, Karate, Gulat, Muaythai, Wushu, Kickboxing, Sambo, dan Ju Jitsu.
SAVATE juga nantinya akan menjadi cabor yang akan dipertandingkan di ajang Asian Games.
“Perlu saya jelaskan bahwa Savate dalam tahapan menjadi bagian dari Olympic Council Asia,”. Karena Savate sudah menjadi anggota sport accord dan GAISF,” tutur Eko dalam satu perbincangan di Bandung, Senin (17/4/2023).
Menurut Eko, Federasi Savate Indonesia butuh dukungan pemerintah agar menjadi anggota NOC dan KONI sebagai bentuk pembinaan prestasi yg berjenjang.
Sejauh ini – lanjutnya atlet Savate pertama dari Indonesia bernama Rakan Dinuwijaya adalah peraih emas pertama di kejuaraan Asia
“Tentu saja saya memberikan apresiasi kepada atlet Indonesia yang telah mengibarkan merah putih di ajang kejuaraan Savate ini. Dan tentunya perlu juga perhatian dan apresiasi dari pemerintah,”tegas Eko.
Dikatakan, pencipta Savate adalah duet Perancis Michael Casseux dan Charles Lecour. Savate dikenal juga sebagai Boxe Francaise.
“Savate (dibaca Savat), merupakan ilmu bela diri yang berkembang di Prancis yang menggunakan tangan dan kaki. Savate mengkombinasikan tehnik tinju ala Barat dan beberapa tehnik tendangan yang mirip taekwondo,” jelas Eko
Savate tidak menggunakan serangan lutut dan siku. Savate hanya menggunakan tendangan kaki dan pukulan.
Disebutkan Eko yang juga pengurus KONI Jabar Bidang Pembinaan Prestasi ini, kata “Savate” dalam bahasa Prancis berarti “Sepatu Tua”. Savate ilmu bela diri yang memperbolehkan petarung-petarungnya menggunakan sepatu selama latihan dan bertarung atau bertanding.
“Petarung pria disebut savateur dan petarung wanita disebut savateuse. Jika diurutkan sejarahnya, Savate Modern berasal dari penggabungan antara pertarungan jalanan Prancis di awal Abad ke 19,” cerita Eko yang juga menguasai beladiri Kempo juga Ju Jitsu ini.
Sekarang, bela diri Savate ungkapnya, sudah dikenal di seluruh penjuru dunia. Mulai dari Australia hingga ke Amerika Serikat dan dari Finlandia hingga Britania Raya. Savate Modern membagi kompetisi dalam tiga level Assault, Pre-Combat, dan Combat.
“Assault menganjurkan fokus dalam tehnik dan melarang serangan secara berlebihan,”ujarnya.
Adapun Combat merupakan level paling intens, yang melarang petarung menggunakan pelindung apapun kecuali pelindung kemaluan dan gigi.
“Tidak seperti kebanyakan ilmu bela diri yang menggunakan sabuk untuk menandai level seseorang dalam bela diri tersebut, seperti: taekwondo, karate dan lain-lain.
Adapun untuk menandai level dalam savate adalah pergelangan sarung tinjunya pada saat berlatih..
Eko juga menyebutkan jenis tendangan yang ada di Savate. Yaitu Fouette (harafiah: cambuk) merupakan tendangan sorong/ memutar. Tendangan ini menggunakan punggung kaki. Fouette dibagi tiga, yaitu: Atas (Figure), Tengah (Median), dan Bawah (Bas)
“Ada juga Chasse merupakan tendangan samping atau depan yang menggunakan bantalan kaki. Chasse Bas merupakan tendangan depan yang bertujuan menendang paha/kaki lawan lalu Chasse Italien merupakan tendangan depan yang bertujuan menendang kemaluan lawan,” papar Eko.
Selain itu juga ada tendangan Revers merupakan tendangan ke arah belakang. Revers dibagi tiga yaitu: Atas (Figure), Tengah (Median), dan Bawah (Bas). Coup de Pied Bas merupakan tendangan kearah bawah
Sedangkan tendangan Revers merupakan tendangan ke arah belakang. Revers dibagi tiga yaitu: Atas (Figure), Tengah (Median), dan Bawah (Bas). Coup de Pied Bas merupakan tendangan kearah bawah yang bertujuan mematahkan tulang kering dan Coup de Pied Bas de Frappe merupakan tendangan ke arah bawah yang bertujuan menyerang betis lawan. Joel