Meski Kekayaan Alam Melimpah, Indonesia Juara Pengangguran di ASEAN

- Penulis

Minggu, 11 Agustus 2024 - 18:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BERDASARAKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai hampir 7,2 juta orang pada Februari 2024. Data ini mencakup empat kelompok penduduk, yaitu:

  • Angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan.
  • Orang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mempersiapkan usaha.
  • Mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
  • Individu yang sudah memiliki pekerjaan namun belum mulai bekerja.

Menurut laporan World Economic Outlook yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2024, tingkat pengangguran di Indonesia tercatat sebesar 5,2 persen, yang merupakan angka tertinggi di antara enam negara lain di Asia Tenggara.

Posisi ini tidak berubah dari tahun sebelumnya, meskipun angkanya sedikit lebih rendah yakni 5,3 persen.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia diikuti oleh Filipina dengan tingkat pengangguran sebesar 5,1 persen, kemudian Brunei Darussalam sebesar 4,9 persen, Malaysia 3,52 persen, Vietnam 2,1 persen, Singapura 1,9 persen, dan Thailand 1,1 persen. Thailand bahkan menjadi negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia, mengalahkan Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

Tingginya angka pengangguran di Indonesia menunjukkan tantangan yang signifikan dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi rakyatnya.

Hal ini menunjukkan kegagalan pemerintah merealisasikan janji-janji dalam visi dan misinya untuk meningkatkan kemaslahatanan rakyat melalui penyediaan lapangan kerja.

Hal ini menunjukkan adanya masalah mendasar dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan. Pasalnya, dengan membludaknya pengangguran ini merupakan standar yang dasar untuk mengukur kesejaheraan suatu negara.

Bagaimana tidak? Pemerintah dengan kebijakan yang salah strategi terus menerapkan langkah-langkah yang menyebabkan deindustrialisasi.

Lulusan SMK/PT tidak terserap dalam dunia kerja, sementara tenaga kerja asing justru membludak masuk ke Indonesia.

Fakta hari ini, tenaga asing sebagai pemangku jabatan penting tetapi warga lokal hanya ter-stuck menjadi tenaga buruh.

Karena itu, peran warga lokal ini hanya terbatas sebagai konsumen atau ‘penonton’ saja sehingga orang-orang yang memiliki profit kuat sajalah yang bisa bertahan hingga menjadi produsen.

Salah satu kebijakan ‘salah kaprah’ adalah impor yang tidak memihak pada produk dalam negeri, pajak yang membebani semua golongan, dan juga undang-undang yang condong pada korporasi multinasional seperti UU Cipta Kerja.

Pengelolaan sumber daya alam dengan pendekatan kapitalisme, mengakibatkan tenaga ahli bahkan buruh kaar sekalipun didatangkan dari asing. Sementara rakyat sendiri kehilangan kesempatan kerja hingga harus menjadi TKI.

Ini semua tentu berimplikasi langsung pada kekemaslahatanan rakyat. Seharusnya kebijakan yang diberlakukan ini pro-rakyat dan bukan sebaliknya.

Rakyat hari ini terseok-seok untuk bertahan hidup namun pemerintah malah bermanja ria dengan kesepakatan-kesepakatan luar negerinya.

Solusi yang tidak pragmatis untuk masalah ini adalah mengganti sistem yang ada saat ini dengan Islam.  Karena hanya dengan Islam-lah negara diwajibkan mengurus rakyat termasuk menyediakan lapangan pekerjaan melalui berbagai kebijakan.

Seperti pengelolaan sumber daya alam, diolah secara mandiri tanpa campur tangan asing yang berujung kerugian dan tidak terasa hasilnya seperti hari ini.

Keterampilan sumber daya manusia pun dikelola oleh pendidikan yang baik dengan bertumpu pada kekemaslahatanan umat, penyediaan pelatihan dan perguruan tinggi yang terjangkau.

Dan juga diterapkannya pendidikan yang berasaskan akidah islam yang bertumpu pada kemaslahatan ummat.

Dengan demikian, rakyat dapat menikmati potensi dan kesempatan yang berlimpah sehingga kekayaan alam nusantara yang 1dikelola negara, dikembalikan demi kemakmuran rakyat.

Wallahu a’lam bishawab

Komentari

Berita Terkait

Tak Hanya Mengawal, Pelatih Mampu Dongkrak Mental Atlet
XLSMART Gelar Kelas Cerdas Digital dan Gerakan Donasi Kuota
Dudi : Jika Pemkab Garut Tak Bisa Mandiri Fiskal, Infrastruktur Jadi Taruhan
Klub Bulutangkis Taqi Patahkan Kedigjayaan Mutiara Cardinal
Turunkan Atlet Lapis Dua Sambo Sabet 11 Medali PON Beladiri
Hapkido Jabar Tampil “Perkasa” Bawa Pulang 18 Medali
PON Beladiri Kempo Boyong 3 Medali Emas ke Jabar
BK Taekwondo Tak Berbayar Libatkan Ratusan Atlet Terbaik

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:49 WIB

Tak Hanya Mengawal, Pelatih Mampu Dongkrak Mental Atlet

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:30 WIB

XLSMART Gelar Kelas Cerdas Digital dan Gerakan Donasi Kuota

Selasa, 28 Oktober 2025 - 10:15 WIB

Dudi : Jika Pemkab Garut Tak Bisa Mandiri Fiskal, Infrastruktur Jadi Taruhan

Senin, 27 Oktober 2025 - 16:08 WIB

Klub Bulutangkis Taqi Patahkan Kedigjayaan Mutiara Cardinal

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:55 WIB

Turunkan Atlet Lapis Dua Sambo Sabet 11 Medali PON Beladiri

Berita Terbaru

Ir. R. Darwin Suratman Winata, ST. MAP. AIFO saat berfoto  dengan Walikota Bandung M. Farhan.

FEATURED

Tak Hanya Mengawal, Pelatih Mampu Dongkrak Mental Atlet

Selasa, 28 Okt 2025 - 17:49 WIB

PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) kembali menghadirkan program Kelas Cerdas Digital (KCD) bersama Gerakan Donasi Kuota (GDK) di SMK Endang Darma Ayu, Indramayu, Senin (27/10).

FEATURED

XLSMART Gelar Kelas Cerdas Digital dan Gerakan Donasi Kuota

Selasa, 28 Okt 2025 - 17:30 WIB

Taqi Arena Badminton Academy tampil perkasa mematahkan kedigjayaan Klub Mutiara Cardinal sekaligus tampil sebagai juara umum Kejuaraan Bulutangkis Bandung Utama Open III tahun 2025. PJ/Joel

FEATURED

Klub Bulutangkis Taqi Patahkan Kedigjayaan Mutiara Cardinal

Senin, 27 Okt 2025 - 16:08 WIB

Atlet Sambo Jabar bawa medali dari PON Beladiri Kudus. PJ/Dok

FEATURED

Turunkan Atlet Lapis Dua Sambo Sabet 11 Medali PON Beladiri

Senin, 27 Okt 2025 - 10:55 WIB