BANDUNG, PelitaJabar – Pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan ekosistem kecerdasan artifisial yang mengakomodasi pemanfaatan teknologi dari peningkatan SDM melalui pelatihan hingga penggunaannya.
“Oleh karena itu, diperlukan berbagai kebijakan untuk mendorong dan mengatur pemanfaatan teknologi tersebut,” jelas Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika dari Kementerian PPN/BAPPENAS, Taufiq Hidayat Putra, ST., M.Eng., Ph.D, saat peluncuran aplikasi FaktaIklim di Hotel El Royal Bandung, Kamis 23 Januari 2025.
Sementara, Karlina Octaviany, Artificial Intelligence Advisor FAIR Forward, GIZ Indonesia mengatakan, pemanfaatan kecerdasan Artifisial untuk aksi iklim, dapat mendukung pemrosesan data berlangsung lebih mudah dan cepat.
“Indonesia banyak mengalami bencana alam dan tantangan iklim memiliki kerentanan dalam menanggulangi misinformasi iklim. FAIR Forward bersama BAPPENAS dan Prosa.AI telah menjadi mitra mengumpulkan dataset bahasa daerah Minangkabau, Bali, dan Bugis yang mendukung akses masyarakat adat mengelola pengetahuan iklim dan startup mengembangkan inovasi lokal berbasis Kecerdasan Artifisial,” beber Karlina.
Peluncuran FaktaIklim mendapat respon positif dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Kami menyambut positif kehadiran FaktaIklim, dan terimakasih sudah memanfaatkan database kami. Kami juga membuka lebar kerjasama,” ucap M Dony Kurniawan, perwakilan Komdigi secara virtual.
Siswanto PH.d dari BMKG juga mengucapkan selamat.
“Harapannya terbangun kesadaran publik, lalu akan muncul aksi iklim berbasis data dan fakta. Harapannya bisa terus dikembangkan lagi, agar lebih frendly bagi gen z dan milenial,” tandasnya.
Ayu Purwarianti, Dosen Pusat Kecerdasan Artifisial, Institut Teknologi Bandung menjelaskan, di aplikasi tersebut terdapat dua engine, search dan ai.
“Kita juga mengambil dari beberapa sumber kredibel, mulai dari pemerintah, portal berita. Karena ini berhubungan dengan ai, tentunya masih banyak yang harus dikembangkan, termasuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya. Untuk faktaiklim kedepan, nanti akan kita bangun kerjasama platform hosting terkait isu, apakah laporan itu bener atau hoax,” kata Ayu.
Terdapat tiga metodologi yang diterapkan di event FAIR Forward, seperti metodologi terkait pembangunan dataset, pengembangan model KA, dan pengembangan website dan chatbot.
FAIR Forward merupakan inisiatif kerja sama pembangunan Jerman yang bertujuan mendorong penggunaan kecerdasan artifisial yang beretika, terbuka dan berkelanjutan. ***