Jamika Dijuluki Kampung Toleransi

- Penulis

Rabu, 28 Februari 2018 - 11:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandung, PelitaJabar–Kota Bandung dikenal dengan beragam suku, ras, budaya, dan agama. Selain itu, Kota Bandung juga memiliki beraneka komunitas. Sehingga tak sedikit, dalam sebuah kawasan terdapat beragam kelompok, suku, hingga rumah beribadatan yang berbeda.

Hal itupun berlaku di RW 04 Kelurahan Jamika Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Dengan perbedaan tersebut, semakin mempererat persaudaraan antar warga. Karena itu, pada 20 Agustus 2017 lalu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menetapkan kawasan tersebut sebagai Kampung Toleransi.

Ketua RW 04 Kelurahan Jamika Kecamatan Bojongloa Kaler, Dayat Permana mengatakan bahwa di wilayahnya memang mayoritas adalah muslim tapi tempat ibadah lain juga banyak yang berdampingan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Di sini ada enam gereja, empat wihara, dan dua masjid dari 693 KK. Warga muslim di 16 rukun tetangga paling mendominasi, berjumlah 1.262. Setelah itu, Kristen, Katolik, dan Hindu,” papar Dayat, Rabu (28/2).

Dengan perbedaan itu, masyarakat bisa hidup berdampingan dan saling bersaudara. “Jika Ramadhan tiba, masyarakat non muslim tak ketinggalan ikut membantu membersihkan masjid atau sekadar membagikan takjil,” Kata Ketua Forum Toleransi Beragama, Dede Taryono.

Dede juga menambahkan, di Kampung Toleransi setiap warga bebas melakukan kegiatan keagamaan sesuai keyakinan tanpa ada gangguan.

“Setiap warga tidak pernah menyakiti satu sama lain dan tidak pernah memaksakan kehendak satu golongan untuk dituruti oleh golongan lain, ini yang mendasari kami selalu solid,” jelasnya.

Ditemui di saat yang sama, Camat Bojongloa Kaler, Eka Taofik Hidayat mengatakan, Kampung Toleransi sudah dikenal sangat bertoleransi baik di bidang agama dan bidang lainnya. Ini telah terjadi sejak lama.

“Alhamdulillah tidak pernah ada yang bentrok,” katanya.

Ia mengatakan, sejak sebelum dideklarasikan, wilayah ini selalu mengadakan kegiatan bersama lintas umat beragama. Mulai dari kerja bakti, hingga perayaan hari besar keagamaan.

“Setelah dideklarasikan, kami lebih intens mengadakan pertemuan-pertemuan. Karena kami juga sudah membentuk forum juga yang anggotanya dari beragam agama,” jelas Eka.

“jadi semua tokoh agama lain pun bisa datang dan berpartisipasi bahkan warga juga akan berbaur dengan semua lapisan agama,” lanjut Eka.  Mal

Komentari

Berita Terkait

Penutupan AAYF 2025, Farhan Sebut Bandung Adalah Kota dengan Ragam Budaya Berkumpul dan Bersatu
Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin
Malaysia Hingga India Hadiri Pembukaan Asia Africa Festival 2025
Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa
Keren, Karya Kriya Tekstil dan Fashion Tel-U Pernah Kolab Bareng Desainer Ternama
bank bjb Perkuat Sinergi dengan Pemkab Kuningan Lewat Pinjaman Daerah
Dadi Ahmad Roswandi Nakhodai IKASMANTIKA 2025–2030
Bukan Orkestra, Kuliner Bandung Mampu Ciptakan Harmoni & Nilai Spiritual

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Penutupan AAYF 2025, Farhan Sebut Bandung Adalah Kota dengan Ragam Budaya Berkumpul dan Bersatu

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:21 WIB

Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Malaysia Hingga India Hadiri Pembukaan Asia Africa Festival 2025

Minggu, 19 Oktober 2025 - 14:45 WIB

Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 14:34 WIB

bank bjb Perkuat Sinergi dengan Pemkab Kuningan Lewat Pinjaman Daerah

Berita Terbaru

Wali Kota Bandung saat meninjau Pasar Seni ITB. PJ/Dok

FEATURED

Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin

Senin, 20 Okt 2025 - 17:21 WIB

Uji ekstrem dua unit TIGGO 9 saling bertabrakan pada kecepatan 50 km/jam dengan sudut tumpang tindih 15°. PJ/ISTMW

FEATURED

Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa

Minggu, 19 Okt 2025 - 14:45 WIB