BANDUNG, PelitaJabar – Hati – hati nih, merusak fasilitas publik, siap siap viral di medsos. Karena, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah mengambil beberapa langkah.
Salah satunya memviralkan tindakan non-etis dengan #JanganDitiru di media sosial.
Fasiltas publik dimaksud diantaranya kursi yang terpasang di beberapa ruas jalan di Kota Bandung.
Di antaranya berada di Jalan Asia Afrika, Turangga, Braga, Dago, Banceuy, Naripan, dan Sudirman.
Selain karena aksi vandalisme, kerusakan kursi trotoar tersebut diakibatkan karena kualitas bahan serta usia.
Karena itu, kursi yang berjumlah 292 itu, beberapa diantaranya diganti dengan jenis konstruksi, Batu, Semen, Material Komposite ataupun Besi
Subkoordinator Perencanaan Drainase dan Trotoar Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Melky Koswara menyebutkan, pemilihan bahan untuk kursi sebenarnya dilakukan guna mengurangi kerusakan pada fasilitas publik.
“Fasilitas kursi yang kita sediakan itu ada jenis klasik, bahannya beberapa sudah kami ganti dari kayu ke komposit, seperti di Braga dan Asia Afrika. Kalau secara bentuk mirip, tapi dari bahan jauh lebih kuat terhadap cuaca,” jelas Melky Rabu 1 Juni 2022.
Selain itu, bahan lain yang digunakan berupa besi seperti set kursi yang berada di Jalan Dago. Atau bahan batu seperti di Jalan Riau.
“Penyebab kerusakan itu pertama dari cuaca. Kedua, tidak memungkiri juga dari aksi vandalisme. Bukan hanya rusakan lagi, tapi malah ada yang hilang seperti di Dago,” ungkapnya.
Dengan material batu, pada mulanya akan lebih awet dan tidak mudah untuk diambil.
Namun, ternyata kursi publik dari batu ini pun menjadi incaran para pemain skateboard untuk dijadikan jalur rintangan saat bermain.
Padahal, material ini dipilih agar bisa awet tahan lama digunakan oleh masyarakat.
“Kursi-kursi batu juga banyak digeser. Mungkin jadi daya tarik tersendiri untuk para pemain skateboard,” ucapnya.
Selain itu, menurut Melky, cara lain untuk menyiasati agar fasilitas publik tetap terjaga adalah dengan membuat mural bertema. Sehingga, tidak ada ruang kosong yang tersedia untuk para pelaku vandalisme mencoret-coret fasilitas publik.
“Kita juga sempat di Jalan Sudirman ada program bikin mural di kursi bersama Pak John Martono. Jadi, daripada dicoret-coret tidak jelas sama orang, mending kita duluan yang coret-coret dengan mural yang bagus,” pungkasnya. ***