282 total views, 1 views today
BANDUNG, PelitaJabar — Guna meningkatkan efektivitas Kampung KB, sejumlah profesorpun diturunkan ke desa-desa. Profesor ini seakan menjadi konsultan sukarewalan, mereka turun ke desa-desa binaan.
“Pada tahun 1970, sifatnya memperluaskan jangkauan, dan era ’90 an kontrasepsi dianggap selesai. Selanjutnya, kita membangun keluarga sejahtera. Nah sekarang, bukan lagi (membangun) keluarga pada lingkungan keluarga kecil, tapi membangun masyarakat atau desa menjadi warga masyarakat dunia,” jelas Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A. Ph.D saat Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Provinsi bertajuk “Optimalisasi Penggarapan Program KKBPK di Desa/Kelurahan”, di Hotel Holiday Inn Bandung, selama dua hari Senin-Selasa (17-18/9).
Dikatakan, sekarang ini sudah ada 100 perguruan tinggi yang bekerjasama, akan ditingkatkan lagi menjadi 500 Perguruan tinggi dan digabungkan dengan beberapa instansi.
“Kita kembangkan juga fungsi ekonomi, karena kita sudah mencapai 4.0, kalau ekonomi tidak kuat, kita hanya akan menjadi konsumtif saja,” tambah mantan Menko Kesra Kabinet Reformasi Pembangunan.
Lima tahun yang akan datang, pihaknya di-deadline oleh Presiden RI Joko Widodo untuk memasukin era 4.0, yaitu diluar sistem digital. “4.0 ini suatu kolaborasi antara manusia, komputer, internet dan lain sebagainya untuk memasarkan produk. Tak heran, jika saat ini, produksi-produksi desa sudah sampai ke New York, Whasington (Amerika Serikat) hingga ke Rusia,” jelas Bapak BKKBN ini lagi.
Sementara itu, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dr. Dwi Listyawardani, Ir., M.Sc. Dip.Com mengatakan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga. “Kerja sama tidak hanya dengan instansi pemerintah, tapi juga dengan alim ulama dan tokoh masyarakat, intinya semua harus terlibat,” ujar Dwi.
Ia berharap, setiap keluarga dapat melaksanakan dan mewujudkan 8 fungsi keluarga, diantarana bagaimana keluarga dapat menerapkan nilai-nilai agama di seluruh anggota, keluarga sebagai wanaha mencurahkan kasih sayang, sebagai wahana saling mendidik, memiliki fungsi reproduski atau bagimana melanjutkan keturunan, melaksanakan sosial budaya dan harus menjaga lingkungan.
Sementara, akademisi Universitas Padjajaran, Prof. Dr. Hj. Sutyastie Soemitro Remi SE., MS menuturkan, mereka telah membuat program pembangunan desa, yaitu Profesor masuk desa di seluruh Jawa Barat.
“Ada sebanyak 280 profesor yang diturunkan di seluruh kabupaten sampai level desa, sesuai dengan bidangnya, misalnya peternakan. Kami sudah mencapai output Domba Pajajaran. Jadi kami menciptakan domba dengan bobot 40 kg warnanya putih semua. Domba Pajajaran ini pun sudah disebar ke seluruh Jawa-Barat,” pungkasnya didampingi Kepala BKKBN Perwakilan Jawa-Barat Drs. Teguh Santosa. Mal