BANDUNG, PelitaJabar – Guru SMKN 4 Padalarang, Ujang Enoh Mulyadi berhasil mengembangkan tiga anggrek hibrida baru. Tak hanya itu, karyanya itu diakui secara internasional melalui Sertifikat Registasi Internasional yang dikeluarkan Royal Horticultura Society.
Tiga anggrek hibrida baru itu adalah Luinopsis Kawaii, Luistylis Mojang Cantik Jelita, dan Phalaenopsis Sari Rohayati. Nama anggrek hibrida terakhir diambil dari nama sang ibu, Sari Rohayati.
“Saya dedikasikan itu atas kasih sayang seorang ibu untuk anaknya. Ini mungkin enggak bisa menandingi kasih sayang ibu, tapi inilah persembahan saya untuk ibu,” ungkap Ujang saat ditemui di Kampus 2 SMKN 4 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, akhir April 2023.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penyilangan hibrida anggrek adalah untuk mengembangkan anggrek endemik Indonesia agar lebih beragam dan tidak punah. Selain itu, memperbaiki karakteristik kedua indukan, meningkatkan adaptasi anggrek pada suhu suatu lingkungan hingga memperoleh varian anggrek hibrida baru.
Ujang bercerita, butuh lima tahun penantian untuk melihat anggrek hibridanya berbunga. Sebab, ada berbagai tahapan yang harus dilakukan mulai dari pembibitan hingga berbunga.
Guru kelahiran Bandung, 22 September 1995 ini menjelaskan, proses awalnya adalah mencari bibit indukan anggrek. Setelah menemukan indukan, barulah dikawinkan dengan kultivar atau genus lain yang akan menjadi buah salam 4 bulan ke depan.
“Ini tergantung jenis anggreknya, tapi rata-rata sudah bisa kita panen, lalu tanam di lab kultur jaringan dan membutuhkan waktu paling cepat 1 tahun berada di dalam lab,” ungkap guru kompetensi keahlian agribisnis tanaman ini.
Setelah satu tahun, lanjutnya, barulah anggrek hibrida ini dipindahkan ke green house. Dengan perawatan yang benar, butuh 4-5 tahun bagi anggrek hibrida tersebut untuk berbunga.
“Saya mulai kawinkan (silangkan) dari tahun 2018 dan berbunga tahun 2022. Setelah bunga pertama muncul, muncul bunga-bunga lainnya,” ucap guru yang juga hobi menulis ini.
Bukti Kualitas SMKN 4 Padalarang
Kepala SMKN 4 Padalarang, Engkus Kusnadi menilai, prestasi yang ditorehkan oleh guru di sekolahnya ini, sebagai bukti kompetensi keahlian agribisnis tanaman di sekolahnya salah satu yang terbaik.
“Ini penghargaan luar biasa karena sudah diakui secara internasional. Diharapkan, guru kami, Pak Ujang jadi ikon pembudi daya tanaman anggrek hibrida di SMKN 4 Padalarang,” terangnya.
Engkus berharap, prestasi Ujang bisa memotivasi seluruh guru untuk terus berinovasi dan meningkatkan kompetensi.
Lebih jauh, Engkus menjelaskan, kompetensi keahlian agribisnis tanaman di sekolahnya adalah salah satu kompetensi keahlian terfavorit. Bahkan, pada PPDB tahun lalu, jumlah pendaftar ke kompetensi keahlian tersebut terbanyak dari sekolah lain di Jawa Barat.
“Kita udah bekerja sama dengan pihak Kota Baru Parahyangan untuk berkolaborasi menggarap lahan. Jadi, ada banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bahan praktik. Output-nya, hasil pendidikan di sini menjadikan mereka sebagai teknokrat pertanian,” pungkasnya.***