BANDUNG, PelitaJabar – Tak hanya ekonomi yang terpuruk, selama pandemi beberapa waktu lalu, banyak yang tak mampu menghadapi, imbasnya berpengaruh terhadap mental dan psikologis.
Namun demikian, tak sedikit orang tetap survive meskipun diterpa gelombang ‘tsunami ekonomi’ karena mereka melewatinya dengan kebersamaan.
Pakar pendidikan Dr. Tedja Gurat Baktinia menyebutkan, pentingnya menjaga kebersamaan bagi masyarakat. Ketika krisis muncul, melalui kebersamaan inilah berpotensi terbangun kerukunan dan saling berempati di antara masyarakat.
Gelombang pandemic baru saja dilalui, membuat sebagian masyarakat mengalami goncangan, baik secara psikis maupun materi. Bahkan, kenaikan harga BBM dan berbagai kebutuhan pokok, berpeluang menggoncang perekonomian masyarakat.
‘Kebersamaan adalah salah satu kunci memecahkan berbagai permasalahan. Kebersamaan berpotensi dipupuk dalam bentuk kegiatan bersama yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, dengan demikian, dapat mengurangi beban psikis,’ ujarnya Minggu 25 September 2022.
Menurutnya, kondisi sosial masyarakat yang beragam, jika dikelola dengan baik tentunya akan menghasilkan tingkat kepedulian antar sesama. Kepedulian tersebut dapat memberikan jalan keluar, ide segar, inovasi, atau bahkan saling membantu dalam bentuk materi,’ paparnya.
Dia mencontohkan, pengelolaan kegiatan bersama dalam bentuk sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh Suyatin selaku Keua RT 04 RW 17 padasuka, Cimahi.
Mereka melakukan berbagai kegiatan secara konsistem untuk menjaga kebersamaan pada masyarakatnya. Tujuannya agar kerukunan dan kepedulian antar sesama dapat tetap terjalin. Kebersamaan dapat berbentuk halal bihalal, penyambutan hari besar kenegaraan, maupun pengajian rutin.
‘Dengan kebersamaan, masyarakat yang heterogen bisa mengenal lebih dekat dan merealisasikan kepedulian antar sesama,’ ucap Suryatin.
Fenomena kebersamaan secara konsisten ini tentu menjadi salah satu metode menarik menyikapi berbagai permasalahan lingkungan, termasuk krisis ekonomi. ***