BANDUNG, PelitaJabar – Industri media massa kian terancam. Terlebih, pergeseran masyarakat dalam mendapatkan informasi saat ini, kian beragam. Belum lagi fenomena kehadiran youtuber dan influencer, membuat media online kian terjepit.
“Sekarang ini, masyarakat lebih senang melihat atau membaca berita itu secara live, berbentuk video. Nah media harus berinovasi. Kalau tidak tentu akan ditinggalkan pembaca,” beber Sekretaris Asosiasi Media Siber Seluruh Indonesia (AMSI) Jabar Subagja Hamara S,Ip, SH saat seminar ‘Ekosistem Informasi Yang Sehat, Meningkatkan Kualitas Karya Jurnalistik’ di Auditorium Gedung Dekanat Unisba, Kota Bandung, Selasa, 21 Januari 2025.
Menurutnya, perubahan-perubahan tersebut, harus cepat direspon. Apalagi banyak instansi yang memanfaatkan jasa youtuber dan infulenzer guna mendongkrak citra positif.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dulu trendnya kan google adsend, sekarang justru lebih canggih. Di Amerika, media berkolaborasi dengan dunia hiburan. Kalau media ingin adaptif dan inovatif, herus terus berinovasi, dan menjadikan itu sebagai tantangan,” ucap Subagja.
Senada, Sekretaris SPS Jabar Suhendrik S.Ip M.Ipol, menegaskan, industri media saat ini sedang tidak baik-baik saja.
“Di Bappenas itu ada roadmap tentang media industri, atas kondisi tadi, ada yang disebut dengan wartawan makmur perusahaan hancur. Seharusnya perusahaan mujur wartawan makmur. Fenomena ini, semakin kesini rasanya semakin benar, di saat perusahaan mati-matian menjaga kredibiltas, dilapangan tidak demikian. Pada akhirnya dua-duanya yang hancur,” ucap Hendrik.
Karena itu, dia mewanti-wanti agar menjaga bersama -sama ekosistem yang sehat.
“Itu terjadi akibat tantangan yang semakin komplek. Buzzer, influencer dan media tidak mampu menyikapinya sebagai tantangan, jangan harap bisa survive,” tambahnya.
Sementara Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers, Dewan Pers Atmaji Sapto Anggoro mengungkapkan, media harus adaptif terhadap perkembangan teknologi sehingga bisa bersaing secara sehat.
“Algoritma yang mudah berubah, mengharuskan media beradaptasi dengan teknologi agar bisa bertahan,” pungkasnya singkat.
Seminar yang diinisiasi Fikom Unisba tahun 2025, juga dihadiri Kepala Diskominfo Jabar Dr. Ika Mardiah M.Si, Guru Besar Fikom Unisba Prof. Dr. Septiawan Santana K M.Si, dan wakil Ketua BPC Perhumas Bandung Dr. Yuni Mogot M.Si CPR.
Seminar dibuka Dekan Fikom Unisba Prof. Dr. Atie Rachmiatie M.Si, diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan. ***