BANDUNG, PelitaJabar — Ramadan merupakan kawah candradimuka bagi umat Muslim. Selama Ramadan, umat muslim ditempa meningkatkan kualitas hidupnya.
Cara lain untuk menempa diri yaitu mengikuti Pesantren Kilat (Sanlat). Sanlat memang telah menjadi salah satu tradisi yang ada setiap Ramadan. Kegiatan ini bahkan sering diadakan hampir disetiap sekolah dari jenjang SD hingga SMA.
Sanlat bertujuan menambah pengetahuan anak tanpa perlu pergi ke pesantren. Cukup di tempat atau gedung tertentu, bahkan di masjid atau musola dekat rumah. Sehingga orang tua pun tak banyak khawatir dengan tempat si anak belajar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Humas Setda Kota Bandung Sony Teguh Prasatya, tujuan sanlat akan menghasilkan anak yang taat beragama, bermoral, cerdas, dan tanggung jawab, serta tangguh dalam menghadapi arus globalisasi.
“Melalui pesantren kilat anak-anak kita diharapkan bisa menjadi generasi Rabbani,” ujar Sony di Bandung Senin (13/5).
Sanlat biasanya berlangsung paling lama 2 pekan. Materi-materi yang disajikan diantaranya baca tulis Alquran, sejarah Islam, fiqih, akhlak dan lain sebagainya.
“Dalam Sanlat, anak-anak bakal memiliki pemahaman agama yang lebih baik. Kegiatan ini dapat menjadi tali kendali untuk kehidupan sehari-harinya. Sehingga anak-anak tidak terjerumus dalam pengaruh arus globalisasi yang dapat merusak moral,” jelasnya.
Di Kota-kota besar seperti Bandung biasanya banyak Pesantren Kilat (Sanlat) di buka saat Bulan Ramadan tiba dan kebanyakan pula diadakan secara gratis. Namun ada juga yang berbayar.
Sejumlah Sanlat yang digelar di antaranya, Sanlat Gen-q Masjid Istiqamah (24-26 Mei) pesertanya kelas 4 SD-2 SMP. Ada juga sanlat yang digelar oleh Daarut Tauhid (23-26 Juni) atau Sanlat yang digelar oleh Yayasan Asy Syahiid (27-29 Mei). Mal