BANDUNG, PelitaJabar – Atlet muda yang berprestasi menonjol di ajang Pekan Paralympik Pelajar Kota Bandung (Peparpelkot) dijanjikan akan mendapat pembinaan berjenjang di NPCI Kota Bandung.
“Tentunya pembinaan yang kita lakukan diluar atlet yang tergabung dalam Pemusatan Latihan Cabang (Pelatcab). Terkait hal ini saya sudah intruksikan ke Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres),” tegas Ketua Umum National Paralympik Committe Indonesia (NPCI) Kota Bandung Yadi Sofyan, Selasa 22 Mei 2025 di Sekretarian NPCI Kota Bandung.
Seperti diketahui, NPCI Kota Bandung akan menggelar Pekan Paralympik Pelajar Kota (Peparpelkot) Bandung pada Senin hingga Selasa 28-29 Mei 2025 di GOR Pajajaran Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program yang sempat tidak berjalan selama 8 tahun dan terakhir dilaksanakan tahun 2017, mempertandingkan 5 cabang olahraga (cabor) masing-masing atletik, bulutangkis, tenis meja, renang dan catur.
‘Regenerasi sangat penting selain pembibitan atlet muda tentunya. Inilah yang menjadi alasan digelarnya kembali Peparpelkot. Banyak usulan dari beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) nadanya sama, mereka ingin Peparpelkot kembali dilaksanakan,” ucap Yadi.
“Kualitas mereka pun yang selama ini diasah lewat latihan, tentunya akan terlihat nyata. Mereka yang berprestasi akan mendapat prioritas ditampilkan di berbagai event yang setingkat lebih tinggi,” harap Yadi.
Terkait Kota Bandung yang melamar menjadi tuan rumah Pekan Paralympik Daerah (Peparda) Tahun 2026, atlet catur Nasional Netra ini pun menegaskan serius dan sangat siap menjadi calon tuan rumah.
“Lamaran berikut dokumen data terkait lamaran tuan rumah Peparda sudah diajukan ke NPCI Jawa Barat,” ucapnya.
Pihaknya juga menghargai keinginan Kabupaten Indramayu yang ikut menjadi calon tuan rumah.
“Saya yakin NPCI Jabar akan bijak memilah dan memilih, mana yang lebih layak menjadi tuan rumah Peparda 2026. Kita juga sudah mendapat kontak dari Dispora Jabar. Ada informasi katanya bakal ada adu geulis. Pageulis-geulis” antara Kota Bandung dan Kabupaten Indramayu soal tuan rumah Peparda 2026,” papar Yadi.
Disinggung anggaran jika jadi tuan rumah Peparda, Yadi menjelaskan munculnya angka Rp. 60 Milyar untuk mempertandingkan 16 Cabang Olahraga (Cabor).
Perbandingannya adalah pelaksanaan Peparda di Kabupaten Bogor kurang lebih Rp 40 miliar untuk 12 Cabor.
“NPCI Kota Bandung dalam waktu dekat akan melakukan ekspose dengan Walikota Bandung H. Muhamad Farhan terkait kesiapan menyangkut Kota Bandung selaku penyelenggara Peparda 2026,’ tambahnya.
Sementara Sekretaris Umum NPCI Kota Bandung Djumono mengatakan, Peparpelkot diikuti banyak Sekolah Luar Biasa (SLB). Tercatat 45 SLB ikut di Peparpelkot.
Dikatakan Djumono pendaftaran peserta ditutup Rabu 23 Mei 2025. Sementara jumlah peserta Peparpelkot 2025 sebanyak 215 atlet pelajar.
“Mereka mencoba mengaktualisasikan kemampuannya usai proses berlatih yang telah mereka jalani. Lewat arena inilah kami bisa mengintip bibit atlet muda potensial,” tutur Djumono mantan atlet voli duduk ini.
Jumono berharap Walikota Bandung M. Farhan dan Ketua Dewan pak Asep Mulyadi dapat menghadiri pembukaan.
“Atlet yang tampil adalah atlet belia dan perlu mendapat support. Mereka akan menjadi regenerasi atlet di NPCI Kota Bandung masa depan,” ucap Djumono.
Wakil Ketua NPCI Kota Bandung Wawa Gunawan mengatakan ajang Peparpelkot adalah sarana pembinaan atlet muda berbakat.
“Buktinya sudah ada. Dimana atlet muda di Cabor atletik Noval sudah mampu merebut dua medali emas pada Pekan Paralympik Nasional (Peparnas) di Solo, Oktober tahun lalu. Bisa dibayangkan, atlet yang masih berstatus pelajar sudah mampu merebut emas di ajang bergengsi di Peparnas. Bagi kami ini prestasi yang sangat luar biasa,” terang Wawa.
Dia yakin jika di Peparpelda bakal muncul juga atlet muda berbakat.
“Kita sudah siap menggelar Peparpelda. Venue tempat pertandingan pun sudah ada. Dukungan Dispora tentu menjadi tanggungjawab kami bersama-sama untuk menjadi penyelenggara yang baik,” pungkas Wawa. Joel
