Pandemi Berlarut, Masyarakat Butuh Solusi Tuntas

- Penulis

Selasa, 15 Juni 2021 - 15:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PANDEMI kini telah memasuki tahun kedua. Namun, penangannya belum juga menampakkan hasil efektif, bahkan varian virus bermutasi dan mengganas.

Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Marion Siagian mengatakan, penambahan kasus positif Covid-19 dalam sepekan terakhir (awal Juni 2021) mencapai di atas 1.000 kasus per harinya.

Selain itu, Bed Occupancy Ratio (BOR) di Provinsi Jawa Barat saat ini sudah melebihi standar WHO yakni di atas 60 persen. Dengan kondisi tersebut, kata Marion, jika merujuk pernyataan Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil maka Jabar siaga terhadap Covid-19. (Bisnis.com, 11/6/2021)

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pandemi semakin berlarut-larut, dan belum menunjukkan solusi yang benar-benar efektif dan ampuh. Dan dampaknya dirasakan semua pihak.

Pemerintah, dinilai tidak serius menangani virus yang berasal dari Wuhan Cina itu. Di satu sisi mudik dilarang, di sisi lain, tempat wisata dan tempat kerumunan diperbolehkan.

Siti Susanti

Anjuran protokol kesehatan 3M seolah hanya seruan, sementara pelanggaran banyak terjadi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berjilid-jilid dan ditambahi Mikro, tidak mampu mengatasi pandemi. Lalu, akan sampai kapan langkah ini tetap ditempuh?

Akibatnya, kepercayaan masyarakat seolah semakin berkurang terhadap kebijakan pemerintah. Banyak disaksikan, pengabaian terhadap protokol kesehatan.

Terkait peraturan larangan mudik, sebagian masyarakat malah bersikukuh tetap mudik, bahkan terjadi adegan kucing-kucingan dengan aparat saat mudik. Ironisnya, masyarakat umum malah banyak yang membela mereka yang nekat mudik. Akhirnya, masyarakat juga yang menanggung akibat, terbentuk klaster-klaster baru pulang mudik.

Ditambah lagi, publik figur baik dari kalangan pejabat dan selebriti tidak menunjukkan contoh yang baik terkait protokol kesehatan. Peristiwa kerumunan massa misalnya pada pesta pernikahan selebriti, abai prokes oleh pejabat karena merasa aman sudah divaksinasi, menjadi fenomena kontras dengan upaya penanganan pandemi.

Demikianlah, berbagai pihak berkelin hingga pandemi berlarut-larut. Hal ini dilatarbelakangi sistem kapitalisme yang berbasis sekulerisme yang diterapkan saat ini.

Sekulerisme adalah pemisahan agama dari kehidupan. Agama dipandang hanya mengatur kegiatan ibadah ritual. Adapun kehidupan diserahkan pengaturannya kepada peraturan manusia. Padahal, akal manusia terbatas dan seringkali subyektif, sarat akan kepentingan.

Banyak disaksikan, kebijakan yang dikeluarkan khususnya terkait pandemi didasarkan keuntungan yang bersifat materialistik, keuntungan secara ekonomi dinomorsatukan. Wisata digalakkan karena dianggap salah satu penopang ekonomi. Kebijakan lockdown tidak diambil karena dianggap akan menguras keuangan. Adapun keselamatan jiwa rakyat seolah menjadi taruhan.

Berbagai kebijakan dalam sistem kapitalisme terlihat lebih berpihak pada para kapital pemilik modal. Dibukanya pusat-pusat kerumunan dan tempat-tempat wisata dengan dalih new normal menjadi bukti akan hal ini. Padahal tentu saja akan berpotensi terjadi penyebaran virus.

Sistem kapitalisme menjadikan kehidupan terasa kering jiwa dan terjauh dari ruhani. Kebahagiaan dianggap bisa didapatkan hanya apabila terpenuhi kebutuhan jasmani semata. Karena jiwa terasa kosong, masyarakat mencari kesenangan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata tanpa memperdulikan kondisi. Seolah, di tempat wisata itulah kebahagiaan bisa didapatkan.

Kering jiwa akibat kapitalisme juga menyebabkan budaya korupsi dan kolusi merebak. Seolah, kebahagiaan akan didapatkan hanya apabila terkumpul sekian banyak pundi-pundi materi. Akibatnya, kehidupan yang dijalankan hanya untuk mengejar materi dan melupakan negeri akhirat yang kekal. Maka wajar apabila ditemukan kebijakan yang lebih berpihak kepada para kapital pemilik modal dibandingan kepentingan masyarakat.

Oleh karena itu, penyelesaian pandemi harus bermula dari paradigma yang benar dalam memandang kehidupan.

Islam memandang kehidupan berasaskan keimanan. Segala aspek kehidupan yang dijalankan harus berdasarkan halal haram yang ditentukan oleh Allah SWT Pencipta manusia, kehidupan, dan alam semesta.

Demikian pula terkait penanganan pandemi, seharusnya dijalankan sesuai ketentuan Allah dan Rasul Nya.

Terkait wabah, ada beberapa prinsip yang didasarkan pada nash syariat, diantaranya:

Pertama, perintah melakukan karantina. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW :

“Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu,” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah tersebut. Untuk memastikannya, Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah. Sedangkan yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.

Kedua, perintah untuk menjauh dari penyakit menular.

Dari hadis Abu Hurairah, Imam Bukhari meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa.”

Ketiga, melakukan penelusuran yang sakit dari yang sehat memisahkannya. Sebagaimana dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

“Janganlah (unta) yang sakit itu didekatkan dengan (unta) yang sehat.”

Ketiga poin di atas, tentu membutuhkan peran pemimpin di tengah masyarakat, yang akan mengarahkan dan memimpin masyarakat secara tegas dan konsisten untuk menjalaninya.

Terkait ini, Nabi SAW bersabda:

” Imam (pemimpin) adalah ra’in (pengurus urusan masyarakat), dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengurusannya.”

Selayaknya, para pemimpin yang diamanahi mengurus urusan masyarakat, bersikap amanah dalam mengurus urusan masyarakat dan tergiur untuk menjadi sebaik-baik pemimpin, pemimpin yang adil serta menyayangi rakyatnya. Sabda Nabi SAW:

“Sebaik-baik pemimpin kamu ialah orang yang kamu mencintai mereka dan mereka pun mencintai kamu, kamu mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kamu.”(HR. Muslim).

Pemimpin seperti ini hanya akan terwujud ketika terpatri keimanan yang kokoh dalam dirinya, tidak tergiur akan kenikmatan dunia yang sesaat, dan hanya mencari kebahagiaan di kehidupan akhirat yang kekal. Sehingga akan terpancar dari dirinya kekonsistenan dalam menjalani hukum-hukum yang ditetapkanNya.

Rasulullah SAW bersabda: “Akan merasakan manisnya iman; orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim no. 34)

Imam Nawawi rahimahullah menafsirkan hadits di atas, “Arti hadits ini, bahwasanya dia tidak mau mencari (berharap) kepada selain Allah ta’ala, tidak mau berusaha kecuali di atas jalan Islam, dan tidak mau menempuh kecuali apa-apa yang sesuai dengan syari’at Muhammad SAW.

Dengan demikian, pemimpin yang adil selayaknya melakukan Test, Tracing, dan Treatment secara serius dan konsisten agar pandemi dapat segera diakhiri. Langkah-langkah ini dilakukan, sebagai bagian dari amal salih yang akan berbuah pahala di sisi Allah SWT.

Pemimpin yang adil juga akan tegas dalam menindak apabila terjadi pelanggaran di tengah masyarakat. Dan penindakan ini tidak akan pandang bulu. Siapapun ia baik pejabat ataupun rakyat, akan ditindak sesuai dengan pelanggaran yang diperbuatnya. Inilah peran agama sebagai nasihat.

Sebagaimana sabdaNya: Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama adalah nasihat.” Para sahabat bertanya “Untuk siapa wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan umum.”

Di sisi lain, Islam sebagai agama yang paripurna menjadikan keuangan berbasis Baitul Mal. Sumber-sumber pemasukannya berasal dari fai, anfal, kharaj, jizyah, dan pemasukan dari pengelolaan harta milik umum dengan berbagai macam bentuknya (seperti hutan dan barang tambang), serta pemasukan dari pengelolaan harta milik negara.

Sejatinya, kekayaan alam yang dikaruniakan Allah SWT sangat luas dan bervariasi. Jika saja dikelola dengan amanah, tentu mencukupi kesejahteraan masyarakat. Belum lagi sumber daya alam dan pemasukan lainnya.

Inilah sebagai salah satu sumber pemasukan kas Baitul Mal. Hal inilah yang telah terbukti sebagai kunci kemakmuran kaum muslimin pada masa Nabi SAW dan masa kekhilafahan setelah beliau SAW.

Dengan basis Baitul Mal, kendala pembiayaan penanganan pandemi dapat tertuntaskan, tanpa perlu berhutang ataupun menggiatkan kegiatan pariwisata, yang notabene hanya akan mengantarkan kepada kemudaratan.

Demikianlah, solusi lengkap yang disodorkan Islam. Solusi ini terbukti efektif menyelesaikan wabah pada masa Rasulullah juga pada masa Khalifah Umar Bin Al-Khattab. Tidakkah kita juga menginginkan pandemi Covid-19 ini juga segera berakhir?

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka …” (QS Al Maidah ayat 49)

Wallahualam

foto : mediaindonesia

Komentari

Berita Terkait

BRI RO Bandung Bantu Buku Bacaan Untuk SDN 1 Sagalaherang
Langkah Pemkot Bandung Sekolah Swasta Tetap Bertahan
Bundling XL iPhone 16 Dapat Kuota Gratis Setahun & Cashback
Ada Apa Nih Wali Kota se Indonesia Ngumpul di Bandung
Denny Susanto Minta Ketua PSSI Yogyakarta Dihukum Berat
Ketum KONI Jabar Kukuhkan Komisi & Tim Keabsahan Porprov XV 2026
Panglima TNI Sambut Presiden Usai Lawatan ke Timur Tengah
Pelanggar Buang Sampah Terpantau CCTV

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 16:53 WIB

BRI RO Bandung Bantu Buku Bacaan Untuk SDN 1 Sagalaherang

Kamis, 17 April 2025 - 11:58 WIB

Langkah Pemkot Bandung Sekolah Swasta Tetap Bertahan

Kamis, 17 April 2025 - 11:31 WIB

Bundling XL iPhone 16 Dapat Kuota Gratis Setahun & Cashback

Kamis, 17 April 2025 - 09:31 WIB

Ada Apa Nih Wali Kota se Indonesia Ngumpul di Bandung

Rabu, 16 April 2025 - 17:39 WIB

Denny Susanto Minta Ketua PSSI Yogyakarta Dihukum Berat

Berita Terbaru

FEATURED

BRI RO Bandung Bantu Buku Bacaan Untuk SDN 1 Sagalaherang

Kamis, 17 Apr 2025 - 16:53 WIB

FEATURED

Langkah Pemkot Bandung Sekolah Swasta Tetap Bertahan

Kamis, 17 Apr 2025 - 11:58 WIB

FEATURED

Bundling XL iPhone 16 Dapat Kuota Gratis Setahun & Cashback

Kamis, 17 Apr 2025 - 11:31 WIB

FEATURED

Ada Apa Nih Wali Kota se Indonesia Ngumpul di Bandung

Kamis, 17 Apr 2025 - 09:31 WIB

FEATURED

Denny Susanto Minta Ketua PSSI Yogyakarta Dihukum Berat

Rabu, 16 Apr 2025 - 17:39 WIB