KARAWANG, PelitaJabar – Provinsi Papua Pegunungan ikut mendokan agar KONI Jawa Barat dapat mewujudkan target “Hattrick” pada PON XXI tahun 2024 di Sumut-Aceh.
Salah seorang Ketua Pengprov Cabang Olahraga Dayung Provinsi Papua Pegunungan, Pere Karoba mengungkapkan, dukungan tersebut mengalir dari masyarakat Papua, sebagai bentuk perhatian.
“Kami sangat mendukung Provinsi Jawa Barat mewujudkan juara tiga kali di PON atau “Hattrick”. Kami yakin sekali,” ucap Pere Karoba kepada PJ Jumat (03/05/2024).
Dukungan yang disampaiknnya itu menurut Pere, sangat beralasan karena potensi atlet yang dimiliki Jawa Barat
“Apalagi Jawa Barat memiliki fasilitas yang sangat mumpuni serta atlet-atlet muda yang handal dan “bergairah” untuk merebut medali emas. Itulah yang membuat kami mendukung dan mendoakan Jawa Barat bisa mewujudkan “Hattrick” di PON XXI Sumut-Aceh 2024.” tambahnya.
Seperti diketahui, Provinsi Papua Pegunungan menjadi provinsi baru hasil dari pemekaran Provinsi Papua yang diresmikan lewat sidang paripurna DPR RI pada 30 Juni 2022 lalu.
Provinsi Papua Pegunungan sendiri terletak di sisi timur Pegunungan Jayawijaya dengan luas 108.476 kilometer persegi, yang mana diketahui puncak gunung tersebut merupakan satu-satunya puncak gunung di Indonesia yang memiliki gletser di atasnya.
Sebagai pendatang baru, Pere juga dipercaya mendulang medali emas dari Cabor dayung, sehingga memborong atletnya berlatih di Jawa Barat.
“Kami merasa beryukur, Pejabat Gubernur kami Bapak Felix Wanggai memberi perhatian luar biasa terhadap cabor dayung yang saya pimpin dan juga cabor yang lainnya di Papua Pegunungan. Bahkan tanggal 4 April kemarin kami sudah launching training centre (TC),” beber Pere didampingi sekretaris umum Albert Sisage.
Provinsi Papua Pegunungan akan ikut di 15 cabor PON XXI/2024 di Aceh dan Sumut. Untuk cabor dayung, provinsi Papua Pegunungan mempersiapkan 4 atlet untuk tampil di nomor kayak 1 dan 2 putri dan cano 1 dan 2 putri.
“Saya merasa venue dayung Jabar tempat yang cocok, dan ini bisa membuat atlet kami berkembang. Karena keterbatasan sarana, kami menilai kalau tetap berlatih di Papua Pegunungan tentu atlet kami sulit berkembang. Keempat atlet kami didampingi 2 pelatih dan seorang manajer,” pungkasnya. Joel