BANDUNG, PelitaJabar – Prestasi itu mahal, jangan berharap bisa meraih target “Hattrick” Juara Umum, jika masih berhitung dengan anggaran.
‘Meraih prestasi itu mahal. Tidak ada yang murah. Atau begitu melihat langit tiba-tiba prestasi datang, tidak. tidak mungkin. Semua butuh proses dan biaya untuk mencapai sesuatu,’ kata Ketua Umum Pengprov Muaythai Indonesia Jawa Barat Rahyang Mandalajati Evi Silviadi Sanggabuana, saat dihubungi PJ Kamis 27 April 2023, terkait persiapan PON di Sumut-Aceh 2024 mendatang.
Dirinya dengan tegas menyampaikan kepada Gubernur Ridwan Kamil, jangan pernah memberikan target kepada cabor, jika tidak didukung dengan anggaran yang memadai.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
‘Masa kami harus terus mandiri, padahal sejak cabor Muaythai masuk eksebisi PON XIX Jabar Meraih juara umum. Pada PON XX Papua 2021, prestasi kami juga tidak mengecewakan. Selama dua kali ikut di PON, kami lebih banyak mandiri,’ ucapnya.
Seharusnya sekarang Cabor Muaythai tidak lagi mandiri, karena sudah membuktikan prestasi.
Disebutkan Kang Evi. dirinya sudah mengajukan anggaran kepada KONI Jabar dengan total Rp 3 miliar untuk digunakan menjalankan Pelatda selama 8 bulan.
Dana itu lebih banyak terserap untuk biaya makan minum, akomodasi atau biaya hotel dan vitamin para atlet yang berjumlah 28 orang. Jumlahnya bisa mencapai Rp 1,630 miliar.
‘Ada uang saku 28 atlet selama 8 bulan Rp 560 juta, dan uang saku 11 pelatih Rp 264 juta, perlengkapan latihan selama 8 bulan di Pelatda Rp 252 juta, dan biaya tryout ke Bali dibutuhkan anggaran sebesar Ro 240 juta,’ jelasnya.
Semua dana yang dibutuhkan itu papar Kang Evi, satu hari kebutuhan per atlet untuk makan dan minum, akomodasi hotel, dan vitamin mencapai Rp 250 ribu per atlet, di kali 28 orang atlet perhari mencapai Rp 7 juta. Lalu dikali 30 hari 70 juta perbulan, dikalikan 8 bulan Rp 1,680 miliar.
Sementara uang saku atlet per bulan per-atlet Rp 2,5 juta, dikali 8 bulan total Rp 560 juta. Uang saku pelatih Rp 3 juta perbulan, dikali 8 bulan total Rp 264 juta. Di tambah biaya tryout ke Bali selama 1 bulan Rp 240 juta, dan biaya kebutuhan peralatan latihan 28 atlet per-set Rp 9 juta di kali 28 atlet, total Rp 252 juta.
‘Itulah kebutuhan kami di cabor muaythai, untuk dapat mewujudkan target Pak Gubermur Jabar untuk meraih “Hattrick Juara Umum” di PON XXI Aceh-Sumut 2024,’ kata Kang Evi.
Untuk mewujudkan target “Hattrick Juara” Umum Pak Gubernur, sebut Kang Evi Pengurus Provinsi (Pengprov) Muaythai Indonesia (MI) Jawa Barat, mulai awal tahub 2023 telah menyiapkan 28 atlet dan 11 pelatih dan masuk Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) di Bekasi selama 8 bulan.
‘Kebutuhan dana selama 8 bulan itu hampir mencapai Rp 3 miliar. Namun hingga Pelatda berlangsung hampir 3 bulan, anggaran yang diajukan belum juga ada kabar pencairan,’ tegasnya.
Malah dapat kabar yang sangat mengejutkan, Pemprov Jabar melalui KONI Jabar, hanya menyediakan anggaran Pelatda atlet Muaythai sebesar Rp 549 juta.
Hanya untuk 3 bulan Pelatda, dengan rincian mamin, akomodasi dan vitamin Rp 150 ribu kali 28 atlet di kali 75 hari, jumlah 315 juta. Sedangkan uang saku atlet dan pelatih rata-rata Rp 2 juta perbulan dikali 39 Rp 78 juta kurang lebih selama 3 bulan berlatih di Pelatda.
‘Kabar itu, membuat saya kaget. Artinya hanya 15 persennya dari yang kami ajukan sebelumnya. Apa yakin dengan dana kecil prestasi dapat terwujud. Ini yang saya maksud, kalau dana kecil, pak Gubernur gak usah pasang target ke Cabang Olahraga harus Hattrick Juara rasanya berat,’ pungkasnya. Joel