BANDUNG, PelitaJabar – Majelis Taklim (MT) Al-Jabbar 86 dan Al Jabbar Coupe Club 86, yang berdiri pada tahun 2009, awalnya memiliki santri yatim piatu dan dhuafa hanya belasan orang. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri yatim dan dhuafa, kini mencapai 600 orang.
Memang bukan perkara mudah menjalankan roda organisasi. Namun berkat perjuangan dan kesabaran, selain kuantitas dan kualitas yang terus ditingkatkan, jumlah donatur pun ikut bertambah.
Tak hanya itu, MT Al Jabbar 86 kini memiliki puluhan pondok pesantren di Jawa-Barat, dimana pembangunannya bersumber dari para donatur dan simpatisan MT Al Jabbar 86 tanpa bantuan pemerintah.
Memasuki awal 2023, MT Al-Jabbar 86 terus berupaya memberikan kualitas dan kualitas yang lebih baik lagi kepada sarana dan prasarana bagi yatim piatu dan dhuafa. Dimana hingga hari ini, MT Al-Jabbar dapat memberikan bantuan pembangunan Pesantren di Singaparna dan Tarogong Garut.
‘Alhamdulillah, bersama anggota member security service binaan MT-Al-Jabbar sejumlah 60 orang, jumat berkah kemarin kita juga mewaqafkan darah kita untuk warga Kota Bandung guna menambah stok darah. Semoga elemen masyarakat lain, bisa berbuat lebih baik dari kami, sehingga dapat memberikan nilai positif, baik bagi kita maupun orang lain,’ papar H. Andri Wilman, Pimpinan MT Al-Jabbar 86 dan Al-Jabbar Coupe Club kepada PJ disela kegiatan rutin bulanan pembagian sembako dan santunan kepada ratusan santri yatim dan dhuafa, di Bandung, Minggu 22 Januari 2023.
Dia melanjutkan, kegiatan sosial yang dilakukan MT Al-Jabbar yang kini telah memasuki usia 14 tahun tersebut, diawali dengan olahraga bersama dengan security service. Hal ini penting, selain menyehatkan badan, juga mempererat hubungan antara anggota dan pimpinan, sehingga terjalin hubungan lebih harmonis.
‘Sesuai dengan kajian hari ini yang disampaikan ustadz Tatan Ahmad Santana yang membahas tentang bagaimana membina keluarga yang lebih baik, apa saja yang harus dilakukan dalam mengarungi kehidupan ini.
‘Karena itu, saya ingin berbuat lebih baik lagi di sisa akhir hidup saya, salah satunya adalah ingin membina santri lebih banyak, minimum di 1000 santri yang kita bina secara rutin. Jangan sampai kita bina sekali saja, karena anak itu makin berkembang, dewasa, mungkin harus menikah harus ada kemampuan, jadi harus kita benahi sesuai kemampuan kita. Artinya, tidak hanya dalam teori terus, dan keluar dari zona nyaman untuk peduli terhadap saudara kita sesama muslim,’ ungkap H. Andri.
Sementara pada bulan ramadhan, beberapa program MT-Al Jabbar 86 seperti tahun-tahun sebelumnya, melakukan umroh bersama beberapa para member, berpuasa di tanah suci. Sepulang darisana, mengadakan itikaf bersama santri, salah satunya di Masjid Al-Ukhwah, masjid Dago dan juga masjid TSM Kota Bandung.
‘Sebelum lebaran, kita ajak anak-anak wisata, seperti tahun lalu kami mengajak bermain tromboline di salah satu tempat wisata, jalan-jalan disitu. Yang namanya haus capek itu hilang. Saya pikir juga mereka akan haus, ternyata nggak, itu semua datangnya dari hati, badan kita jadi sehat jika hati kita happy. Jadi yang namanya capek, haus dan lapar itu munculnya setelah adzan, ini satu hal yang luar biasa,’ pungkasnya.
Salah satu santri bernama Fitri Oktaviani mengaku senang dan bahagia menerima sembako dan santunan dari MT Al-Jabbar. Gadis cilik kelas 3 SD yang bercita-cita ingin menjadi chef ini mengatakan, semoga MT Al-Jabbar semakin sukses dan semua pengurusnya diberikan kesehatan.
‘Saya sudah tiga kali diundang kesini, alhamdulillah senang banget. Terimakasih banyak kepada MT Al-Jabbar,’ ucap santri Ponpes Babakan Kota Bandung. ***