Bandung, PelitaJabar – Ada yang manarik dari sarasehan sejarah yang digelar Dinas Sejarah Angkatan Darat. Salah satu pembicara Dr. Dody mengungkapkan, kompetitif dihasilkan dari manajemen konflik.
Sumber daya alam (sda) yang melimpah, membuat negara negara yang memiliki empat musim, ingin menguasainya. Salah satunya dengan membuat konflik sara, terorisme dan sebagainya.
“Kita harus meninggalkan manajemen konflik. Kita harus membangun manajemen harmoni. Harmoni itu artinya hidup akur, rukun membangun bangsa. Tugas anak anak sekarang, jangan mau negeri ini direcoki dengan manajemen konflik yang diajarkan bangsa empat musim, supaya kita ribut sama lain, sementara mereka merebut semua sumber daya alam,” kata Dody saat menjadi pembicara akhir pekan lalu di Madisjarahad Jalan Belitung Bandung.
Dosen Pancasila di beberapa perguruan tinggi itu menambahkan, dampaknya menjadi zona konflik, membuat bangsa bangsa menderita.
“Ada tujuh bahaya yang harus kita lawan, fun, fantasy, fashion, finansial dan narkoba. Anak anak kita diajar senang senang, tidak memiliki orientasi, pornografi, pola hidup konsumtif, ekonomi tak bisa bangkit, sehingga kita terlena. Begitulah cara negara negara membuat perang ideologi, perang finansial. Dampaknya kita terkena virus narkoba, terorisme, onar, pornografi. Ini perlu upaya mengendalikannya. Karena itu saya mendukung, dengan semangat jas merah kita lahirkan generasi sari buah, setiap hari buat sejarah,” tegasnya dihadapan 250 peserta termasuk Kadisjarah Brigjen TNI Djashar Djamil.
Senada, Kol. Caj Nurwasis mengatakan, yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal itu, salah satunya dengan pengendalian sejak dini melalui karya karya dalam konteks sari buah.
“Untuk membuat generasi sari buah, salah satunya dengan membaca. Sejarah, hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa. Perjuangn TNI bersama rakyat, kebersamaan tersebut dimulai sejak penjajahan hingga sekarang. Itu yang harus terus kita tanam dan kita pupuk termasuk generasi milenial saat ini,” kata Nurwasis.
Dalam makalahnya, Kabalalikjarah ini juga membahas sejarah perjuangan TNI bersama rakyat. “Itulah nilai-nilai yang harus kita junjung dan terus kita ingat, perjuangan para pejuang kita, yang rela berkorban jiwa raga, demi kemerdekaan Republik Indonesia,” pungkasnya disambut apllus dari ratusan peserta. Mal