BANDUNG, PelitaJabar – Guna mensiasati kekurangan gizi terutama pada 1000 hari pertama, diperlukan sebuah sistem untuk digunakan oleh masyarakat.
Karena itu, Pemkab Bandung berkolaborasi dengan Universitas Telkom melakukan implementasi aplikasi Aksi Cegah Stunting (ACS) di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung Sabtu pekan lalu.
Pemerintah sendiri sudah menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang. Pemenuhan target tersebut menjadi tantangan besar bagi pemerintah, terlebih pada situasi pandemi ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, aktivitas di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) saat ini masih kurang maksimal. Padahal, Posyandu adalah tonggak utama pemantau tumbuh kembang balita pada lingkup wilayah yang lebih kecil.
Universitas Telkom melakukan pengabdian masyarakat melalui program Kemendikbud. Memperkenalkan aplikasi Aksi Cegah Stunting (ACS) yang merupakan aplikasi pemantauan perkembangan gizi anak untuk mengurangi Stunting, yang dihadiri oleh 33 kader posyandu dan bidan desa di Desa Alamendah.
Mewakili Kepala Desa Alamendah, Awan Rukmawan, Wendi mengatakan aplikasi ini merupakan salah satu terobosan yang ditunggu oleh pihak desa terutama Bidan dalam mengawasi perkembangan gizi anak-anak di wilayah Desa alamendah.
Dengan Bekerjasama dengan posyandu dan kader PKK diharapkan dengan adanya aplikasi ACS ini tidak ada keterlambatan penanganan kondisi anak-anak yang mengalami penurunan gizi di Kabupaten Bandung pada umumnya dan terutama Desa Almendah pada khususnya.
“Setelah pelaksanaan di desa Alamendah didapatkan hasil pengumpulan data mengenai evaluasi aspek usability dari aplikasi Aksi Cegah Stunting menunjukkan skor sebesar 82,84% termasuk dalam kategori Good. Hal ini menunjukkan aplikasi tersebut tergolong mudah dan efisien untuk digunakan,’ pungkas Ketua tim Dosen Universitas Telkom Dr. Tien Fabrianti Kusumasari, Selasa 28 Desember 2021. ***