Hasil Penerapan Aturan Sekuler Akibatkan Bullying Marak

- Penulis

Minggu, 9 Juni 2024 - 19:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bullying. Foto Kumparan

Bullying. Foto Kumparan

AKSI perundungan yang terjadi di kota Bandung viral di media sosial Instagram. Pelaku melakukan perundungan dengan cara memukul hingga korban menjerit dan menyiarkannya secara langsung di akun tiktok.

Peristiwa itu berlangsung di daerah Mekarwangi kota Bandung. Dari video perundungan, terlihat pelaku mengucapkan kalimat tidak senonoh dengan menggunakan Bahasa Sunda.

Bullying yang dilakukan secara terbuka bahkan live, menggambarkan kejahatan tidak dianggap sebagai sesuatu yang buruk, bahkan wajar dan keren.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sikap ini menunjukkan adanya kesalahan yang mengindikasikan adanya gangguan mental. Di sisi lain, bullying hari ini makin marak dan parah.

Bullying merupakan buah buruk banyak hal, diantaranya rusaknya sistem Pendidikan. Lemahnya tiga pilar penegak aturan (ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan negara yang menerapkan aturan) bebasnya media massa, termasuk lemahnya sanksi.

Sebagaimana dipahami, sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini memisahkan agama dari kehidupan menghasilkan generasi yang tidak beradab.

Pendidikan hanya diisi dengan ilmu dunia tanpa diimbangi pemahaman agama yang kuat, sehingga porsi belajar agama sangat minim bahkan hanya formalitas.

Tentu saja hal ini jauh dari cukup untuk membentuk generasi kuat dengan ketakwaan yang tinggi. Bahkan sebaliknya, menghasilkan generasi lemah yang hanya mampu berfikir dangkal seperti halnya yang dilakukan para pembuli.

Sistem sekuler juga menghilangkan peran keluarga dan masyarakat. Standar materi dan duniawi yang berbasis hawa nafsu, melingkupi benak masyarakat hari ini dan menjadikan kemaksiatan dinormalisasikan.

Begitupun dengan amar makruf nahi mungkar tak lagi menjadi pengontrol aktivitas. Malah membuat seseorang menjadi individualis, liberalis dan matrealistis.

Tak heran jika pada akhirnya menghasilkan manusia lemah yang tidak memikirkan masa depan hakiki, ditambah negara abai terhadap pengurusan rakyat dalam membentuk generasi berkepribadian mulia.

Belajar hanya dipandang sebagai sumber materi yang ditarget untuk menjadi pilar-pilar ekonomi demi menaikkan pertumbuhan ekonomi negara. Alhasil, rusaknya generasi dan membiarkan generasi berkiblat pada gaya hidup Barat.

Hanya syariat Islamlah yang menjadikan kemaksiatan sebagai kejahatan yang wajib mendapat sanksi tegas dan membuat jera para pelaku.

Dengan syariat islam, masyarakat juga akan memiliki kehidupan yang lebih baik dan mampu mencegah terjadinya kerusakan moral ummat manusia.

Wallahualam

 

Komentari

Berita Terkait

Cetak Advokat Handal, DPD FERARI Jabar dan STAI Siliwangi Gelar PKPA
Penutupan AAYF 2025, Farhan Sebut Bandung Adalah Kota dengan Ragam Budaya Berkumpul dan Bersatu
Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin
Malaysia Hingga India Hadiri Pembukaan Asia Africa Festival 2025
Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa
Keren, Karya Kriya Tekstil dan Fashion Tel-U Pernah Kolab Bareng Desainer Ternama
bank bjb Perkuat Sinergi dengan Pemkab Kuningan Lewat Pinjaman Daerah
Dadi Ahmad Roswandi Nakhodai IKASMANTIKA 2025–2030

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:36 WIB

Cetak Advokat Handal, DPD FERARI Jabar dan STAI Siliwangi Gelar PKPA

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Penutupan AAYF 2025, Farhan Sebut Bandung Adalah Kota dengan Ragam Budaya Berkumpul dan Bersatu

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:21 WIB

Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Malaysia Hingga India Hadiri Pembukaan Asia Africa Festival 2025

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 20:11 WIB

Keren, Karya Kriya Tekstil dan Fashion Tel-U Pernah Kolab Bareng Desainer Ternama

Berita Terbaru

Wali Kota Bandung saat meninjau Pasar Seni ITB. PJ/Dok

FEATURED

Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin

Senin, 20 Okt 2025 - 17:21 WIB