BANDUNG, PelitaJabar – Saat ini hanya ada dua tenaga psikolog yang menangani kesehatan mental anak-anak sekolah. Ke depan, jumlahnya akan ditingkatkan hingga empat kali lipat menjadi delapan orang.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya permasalahan kesehatan mental di kalangan pelajar.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 20 persen anak sekolah mengalami gangguan mental seperti stres dan depresi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, 25 persen mengalami obesitas, dan 40 persen remaja putri mengalami anemia saat mulai menstruasi.
“Kami akan menambah jumlah tenaga psikolog dan pekerja pencegah kekerasan di sekolah. Ini penting agar kita bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah non-fisik seperti kesehatan mental dan perundungan,” jelas Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan usai meresmikan Gedung SDN 090 Cibiru, Jumat 7 Maret 2025.
Jika sekarang baru ada 2 orang (psikolog), pihaknya mengusulkan untuk naik sampai delapan, empat kali lipat.
“Tetapi ini mesti kita hitung dulu, terkait anggaran,” ucap Farhan.
Pemkot Bandung juga akan menerapkan program Training of Trainers (ToT) bagi guru Bimbingan dan Konseling (BK).
Para psikolog akan membekali guru BK dengan kemampuan untuk mendeteksi dini permasalahan mental siswa, sehingga tindakan pencegahan bisa dilakukan lebih awal.
“Mendidik itu tidak mudah, tapi tugas kita adalah mencerdaskan bangsa, karena itu kami komitmen guru harus sejahtera” pungkasnya. ***