BANDUNG, PelitaJabar – Guna perkuat kesiapsiagaan bencana, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperkuat kesiapsiagaan bencana di wilayah utara, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan langkah mitigasi harus berjalan simultan bersama warga.
“Kawasan di bawah 700 MDPL rentan genangan dan banjir, sedangkan area di atasnya berpotensi longsor karena karakteristik tanah dan aliran air dari wilayah ketinggian,” beber Farhan saat Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kamis 23 Oktober 2025.
Data kelurahan Sukaluyu menunjukan, banjir dan genangan rutin masih terjadi di Jalan Pahlawan, Sungai Cikondang, hingga kawasan Cikutra.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Banjir dan longsor di wilayah ini bukan lagi potensi, tapi sudah terjadi. Warga dan pemerintah harus siaga bersama,” ungkapnya.
Pemkot Bandung kini tengah besar-besaran memperbaiki drainase hingga akhir tahun sebagai bagian dari solusi struktural. Opsi tambahan seperti kanal baru, kolam retensi, pelebaran saluran, dan sumur imbuhan dalam juga mulai disiapkan agar aliran air tidak lagi tersendat di kawasan padat permukiman.
Farhan juga menyoroti tingginya kasus kebakaran akibat kelalaian rumah tangga. Saat ini sprinkler pencegah kebakaran harus ada di setiap RW.
“Kompor dan korsleting listrik adalah penyebab terbesar kebakaran di Kota Bandung. Setiap RW harus punya sistem pengamanannya,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot juga melarang keras pembangunan liar di bantaran sungai, yang dinilai mempersempit aliran dan memperburuk banjir.
“Saluran banyak tersumbat bahkan tertutup bangunan. Itu tidak boleh dibiarkan,” ucapnya.
Di tingkat kewilayahan, Farhan meminta RW mengaktifkan relawan siaga bencana, sistem peringatan dini, dan ronda lingkungan. Ia menilai partisipasi warga menjadi kunci. ***









