‘Saya gimana audien saja. Mau Porprov dulu mangga, atau mau Musorprov dulu ya silahkan. Yang penting bahasa Jerman na mah ‘Caina Herang Laukna Beunang’
KERAS dan tegas. Iya. Apalagi soal disiplin dan aturan olahraga, sosok Ketua Umum KONI Jawa Barat Brigjen TNI (Purn) H. Ahmad Saefudin, SE, M.M, AIFO tidak pernah main-main.
Apalagi bicara prestasi olahraga Jawa Barat. Dua kali menyabet juara Umum di PON 2016 Jawa Barat dan PON 2021 di Papua adalah torehan tinta emas yang pernah dibuktikannya, salut.
Tak dapat dipungkiri, prestasi itu menjadi bukti bagaimana selama KONI ada di Jawa Barat, hanya di era kepemimpinan Ahmad Saefudin lah “dua kali” juara Umum di PON, yang lain, belum ada.
Namun dibalik sikap tegas yang dimiliki Jenderal bintang satu ini, ternyata kepribadiannya jauh dari sikap otoriter dalam setiap membuat keputusan.
Musyawarah dan mufakat menjadi keputusan terbaik diatas segalanya.
Lihat saja, bagaimana pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) sudah diamanatkan dalam sebuah keputusan di Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2021 lalu, yang harus digelar November tahun 2022 ini, namun Ahmad Saefudin tidak secara gamblang memaksakan Porprov harus dilakukan sesuai amanat RAT 2021 itu.
Dia tahu kalau saat ini dihadapkan pada sikap Sportifitas ditengah dua agenda Porprov dan Musorprov.
Dirinya juga memahami bagaimana suhu “politik olahraga” sangat kental menjelang masa kepemimpinannya yang harus segera selesai diakhir tahun 2022 ini.
‘Porprov itu bagi saya adalah perjalanan yang harus disiasati sehingga harus sukses. Karena apa, akan menjadi modal bahan kepemimpinan berikutnya. Siapa pun itu yang nanti menjadi pemimpin di KONI, harus bisa dan mendapatkan masukan-masukan serta potensi-potensi yang dilakukan oleh kepemimpinan yang sebelumnya,’ papar Ahmad dalam perbincangan ringan dengan PJ Selasa 7 Juni 2022.
Karena menjadi sebuah keniscayaan, apabila pada posisi seperti sekarang ini dinilai baik dan berhasil berarti kontinitas kesinambungan keberhasilan, itu yang harus dijaga.
Salah satu yang akan mendukung ke arah sana yaitu kaderisasi. Melalui apa, ?
‘Tentunya melalui sukses Porprov. Itu saja. Amanah dari RAT tahun 2021 yang diamanatkan kepada saya untuk menyelesaikan dan menyelenggarakan Porprov. Itu amanah masalahnya. Tapi, kalau dalam perjalanannya nanti ke depan ada pilihan pilihan lain, ya harus bersepakat lagi,’ ucap pria berkumis tebal ini.
Menurutnya, aturan memang berkata seperti itu. Pelaksanaan Porprov di November ada dan tertulis pada Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor: 426/kep.133-Dispora/2022, tentang penunjukan daerah kabupaten/kota sebagai penyelenggara Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV)-XIV dan Pekan Paralimpic Provinsi tertanggal 25/3/2022.
‘Semua kita harus menyukseskan itu. Pak Sekda pernah mengatakan, kalau ada riak-riak tertentu yang akan menjadi jalan cerita untuk menetapkan Porprov kembali, ya kembalikan kepada mereka (anggota koni),’ sebut Ahmad.
Luar biasa. Ini yang disebut tidak memaksakan kehendak, kendati jelas-jelas menerima amanat harus melaksanakan Porprov pada sebuah keputusan di forum tertinggi RAT 2021 lalu.
‘Saya tidak bisa bersikap seperti itu. Disinilah slogan sportifitas dalam dunia olahraga harus dipakai. Kalau tidak, bagaimana lagi kita harus menempatkan kata sportif dalam dunia olahraga. Insya Allah saya rencanakan Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) bulan Juli mendatang,’ papar pria yang baru saja sukses meluncurkan buku berjudul “Jati diri sang juara”.
Rakerprov adalah jalan terbaik untuk menampung aspirasi semua anggota. Dilaksanakannya Porprov di November ini atau tidak, bagi dirinya apa pun keputusannya sangat diapresiasi.
Dia akan mengatur sesuai aturan karena pelaksanaan Rakerprov dipastikan sangat srategis . Satu, kembali kepada aturan yang sudah diputuskan anggota pada RAT sebelumnya .
Kedua, jika ada pandangan lain silahkan dimusyawarahkan kembali, apabila itu memang lebih baik.Namun baginya, secara pribadi harus taat dan patuh pada regulasi itu.
‘Jadi Rakerprov Juli itu untuk mensiasati dalam rangka amanah dari RAT pelaksanaan inplementasinya seperti apa. Saya tidak ingin membuat keputusan sendiri. Bikin gaduh dan arogan dalam membuat keputusan bukanlah gaya saya. Lebih bagusnya mencari yang terbaik dari yang baik. Musyawarah untuk menuju mufakat diatas segalanya, itu saja. Saya gimana audien saja. Mau Porprov dulu mangga, atau mau Musorprov dulu ya silahkan. Yang penting bahasa Jerman na mah ‘caina herang laukna beunang,’ pungkasnya. Joelkarnain