BANDUNG, PelitaJabar – Ridha Allah adalah ridha orang tua. Begitu menurut Ana Maryana, siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Aktif di ekstrakurikuler (ekskul) Paskibra, mengantarkan Ana meraih berbagai prestasi. Salah satunya, menjadi danton terbaik dalam Lomba Keterampilan Baris-berbaris (LKBB) “Genetis Season II” se-Jabar. Prestasi tersebut tentu tak lepas dari dukungan dan doa orang tua Ana.
Meski demikian, Ana mengaku orang tuanya tak serta merta merestui dirinya aktif di Paskibra. Karena, orang tua Ana beranggapan ekskul Paskibra menyita waktu dan tenaga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau pulang telat suka dimarahin sama Mamah. Terus, kalau hari libur juga suka susah dapet izin latihan dari Mamah. Mamah suka bilang, ‘Kalau hari libur ya hari libur, enggak usah latihan,’ katanya,” ungkap Ana membuka cerita, Jumat (27/03/2020).
Bahkan, ada satu momen yang tak bisa ia lupakan. Kala itu, ia diperintahkan ibunya untuk ke luar dari ekskul Paskibra.
“Waktu itu, Ana pulang magrib tapi enggak ngabarin Mamah. Sampe di rumah, Ana dimarahin abis-abisan dan disuruh ke luar ekskul Paskibra. Di situ, mental Ana sempet down dan sempet putus asa,” tutur siswa kelas X ini.
Namun, sadar aktivitasnya tersebut merupakan kegiatan positif dan bermanfaat, anak pertama dari dua bersaudara ini tak patah arang meyakinkan orang tuanya agar mengizinkan dirinya menjadi pasukan baris-berbaris.
“Ana coba ngomong pelan-pelan sama Mamah tentang Paskibra. Kegiatan Paskibra itu ngapain aja dan Ana ikutan buat apa. Alhamdulillah, Mamah bisa mengerti dan sampai sekarang ngedukung banget,” ungkapnya.
Awalnya sebagai Pengganti
Ana mengungkapkan, dirinya menggeluti Paskibra sejak duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya saat kelas VI. Awalnya, ia mengaku tak terlalu aktif dan masih suka bolos latihan. Tetapi, sejak duduk di kelas VIII SMP, ia mulai aktif dan merasa nyaman.
“Enggak ada alasan kuat sih yang ngedorong Ana masuk Paskibra. Awalnya cuma nyoba dan akhirnya cocok sama ekskulnya,” kata siswa yang hobi menyanyi ini.
Selain itu, proses Ana menjadi danton juga terbilang unik. Ia mengaku sudah ditunjuk menjadi danton dari awal bergabung di Paskibra. Namun, itu semua berawal dari keadaan yang memaksanya menjadi pemimpin pasukan.
“Karena, pas Ana mau persiapan lomba, danton utamanya sakit. Jadi, Ana diminta gantiin. Alhamdulillah, sampe sekarang bisa jadi danton,” ungkap siswa jurusan IPS tersebut.
Hingga saat ini, Ana belum pernah sekalipun menjadi anggota pasukan karena selalu berperan sebagai danton. Siswa kelahiran Cianjur 27 Desember 2004 itu pun mengaku mendapatkan banyak manfaat dari keikutsertaannya di ekskul Paskibra. Selain lebih disiplin, Paskibra pun mengajarkannya menjunjung tinggi solidaritas sesama anggota.
Ia pun mengajak seluruh siswa di Jawa Barat untuk aktif dan ikut ekskul di sekolah.
“Hayu ikutan (ekskul) buat ngisi waktu luang daripada main-main enggak jelas. Kalau ikutan ekskul kan waktunya enggak kebuang sia-sia,” ajaknya.