BANDUNG, PelitaJabar – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pemanfaatan konten animasi untuk mengoptimalkan potensi pariwisata daerah. Hal ini sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan daya tarik wisata daerah.
“Kami ingin melihat, dampak pandemi covid ini bagi teman tema di lapangan. Jadi semua komponen animasi bisa saling berkolaborasi, berjejaring. Dalam situasi seperti ini, harus bergandengan tangan untuk bisa melaluinya. Itu yang kami coba bedah di Bandung,” jelas Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan menjawab PJ.com disela BISMA (Bincang Inklusif Seputar MetadatA) bertajuk “Pengemasan Konten Animasi Berbasis Potensi Pariwisata Daerah,” di Trans Hotel Bandung Rabu (30/09/2020).
Pihaknya ingin mengakusisi data data terkini dari para pelaku dan pegiat, terutama para pelaku animasi. Bahkan acara Bisma sendiri diikuti 1500 peserta Daring dari berbagai daerah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Luar biasa, yang ikut hadir acara Bisma di Bandung ini, hampir 1500, di Jakarta waktu itu 400, animasi ini luar biasa, saya juga kaget. Jadi pemerintah harus terus berkomunikasi dengan asosiasi, kedepan kita harus merancang program bersama, asosiasi juga merasa terbantu, pemerintah juga sama,” tambah Wawan.
Disinggung seberapa besar kontribusi animasi terhadap pariwisata, menurutnya, dengan bergabungnya Ekonomi Kreatif pariwisata, tentu saja hal ini bisa berhubungan erat, dimana pariwisata bisa dijadikan konten, untuk naskah atau skrip.
“Artinya pariwisata bisa dijadikan ide atau gagasan awal, semoga dengan bergabungnya ekraf menjadi lebih kuat, animasi bisa mendorong destinasi melalui penciptaan karakter oleh pelaku animasi kita. Kemudian pariwisata sendiri akan berkembang karena mungkin menarik, dengan sentuhan sentuhan kretif, akhirnya destinasi juga berkembang,” tambahnya.
Kreator dan Penulis Skrip Si Juki, Faza Ibnu mengatakan, budaya pop terutama animasi dapat memberikan dampak kepada pariwisata di sebuah negara atau daerah.
“Seperti di Jepang, ada maskot setiap daerahnya. Fungsi dari maskot ini sangat beragam, sebagai instrumen untuk menyampaikan informasi dari pemerintah, sosialisasi program, sekaligus karakter yang dapat dijadikan suvenir atau merchandise khas yang diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kreatif di daerah tersebut,” pungkasnya. Mal