BANDUNG, PelitaJabar – Gerakan Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) ternyata sejalan dengan konsep penanganan sampah di dunia. Bahkan, di Kota Kawasaki, gerakan serupa dengan memunculkan maskot bernama Kawarun.
“Kawarun ini adalah salah satu maskot kampanye 3R di Jepang dan mereka mengubah budaya ini cukup panjang dan Kawarun ini tokoh yang dimunculkan dalam upaya perubahan budaya ini. Kang Pisman tidak sendirian tapi di negara lain melakukan hal yang sama,” jelas Pejabat Sementara (Pjs) PD. Kebersihan Kota Bandung, Gungun Saptari Senin (10/02/2020).
Dikatakan, selama di Jepang ternyata di Kota Kawasaki juga pernah terjadi tragedi serupa ‘Bandung Lautan Sampah’ yang terjadi di Kota Bandung pada 2005 silam, ketika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwi Gajah mengalami musibah longsor.
Peristiwa di Kawasaki kala itu justru menjadi titik awal bagi pemerintah dan masyaraat untuk bersama-sama membangun budaya baru menjalankan pola 3R dalam mengelola sampah.
Gungun memaparkan, dari konsep utama gerakan 3R yaitu menuntaskan sampah dari sumbernya. Semangat ini sejalan dengan konsep yang diusung Oded M. Danial dan Yana Mulyana melalui program Kang Pisman.
Konsep Kang Pisman ini juga selaras dengan gerakan ‘zero waste lifestyle’ yang trennya terus naik daun dalam 10 tahun terakhir di Eropa dan Amerika. Metode pengelolaan sampah ini ternyata sudah tumbuh di Jepang sejak puluhan tahun silam.
“Jadi ‘zero wastelife style’ ini sebuah budaya baru dengan menerapkan 3R kalau di Jepang, zero waste kalau di Eropa dan di Bandung ini Kang Pisman, intinya sampah itu sudah dikurangi sejak dari sumber,” pungkasnya. Mal