BANDUNG, PelitaJabar – Beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti Bank Bengkulu, Bank Sumut, Bank Kalteng, Bank Jateng melakukan kunjungan studi banding ke Bank bjb.
Pertemuan dihadiri jajaran direksi, komisaris, pemda, dan lainnya.
Kerja sama bank bjb dan Bank Bengkulu penggunaan infrastruktur bersama khususnya teknologi informasi, pengembangan SDM, likuiditas, pembiayaan bahkan permodalan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kerja sama ini penting mengingat bank Bengkulu berada pada kelompok KBMI 1 dengan modal inti sebesar Rp1 triliun (per September 2021).
Sementara, kunjungan BPD Kalteng dan BPD Sumut selama dua hari pada hingga 11 Februari 2022.
Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah mengatakan, pihaknya belajar banyak dari bank bjb.
“Ini yang kami pelajari, bagaimana kepercayaan nasabah bisa timbul. Dengan ini kami berkeinginan Bank Sumut juga bisa melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Sementara pengembangan BPD Jawa Tengah, Komisi C DPRD Provinsi Jateng melakukan kunjungan ke bank bjb. Kunjungan untuk melakukan studi banding pengembangan BPD hingga menjadi bank besar nasional.
Menurut Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Bambang Hariyanto, studi banding itu sebagai langkah untuk menggali inspirasi pada pengelolaan BPD Jateng. Juga sebagai kaitanya bagaimana bisa membuat ekosistem BUMD di jasa keuangan tetap dalam spirit kebersamaan dan kolaborasi.
Langkah bank bjb go public juga menjadi pembelajaran bagi Jawa Tengah. “Banyak manfaat yang bisa diambil setelah tercatat di bursa efek. Kami juga akan rumuskan pada Perda yang akan dibahas di 2022 mendatang,” jelas dia.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, POJK 12 ini mempermudah perbankan dalam mengembangkan bisnis. Baik untuk melakukan transformasi dan akselerasi digitalisasi maupun sinergi perbankan yang dapat meningkatkan efisiensi bagi operasional perbankan.
“Tentunya sinergi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak, jadi dalam kerangka pengembangan bisnis bersama sama, ” pungkas dia.
Dengan sinergi, dari sisi kemampuan pembiayaan akan meningkat mengingat bank bjb dengan modal yang jauh lebih besar akan mampu menyerap kebutuhan kredit dengan nilai yang lebih besar.
Misalnya untuk pembangunan infrastruktur daerah maupun project strategis dengan skema pembiayaan bersama.
“Kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD serta melakukan inovasi dan bertransformasi agar bisa bersaing di industri perbankan,” Pungkasnya.
Diketahui bank bjb merupakan BPD terbesar di Indonesia dengan infrastruktur mumpuni sehingga dapat dimanfaatkan oleh BPD secara bersama sama. ***