SUDAH tidak mengenal waktu, kecuali hanya untuk melaksanakan ibadah sholat atau hanya sekedar makan dan keperluan lain secukupnya. Selebihnya boleh dikatakan waktunya lebih banyak bersama anak-anak atlet angkat berat asuhannya.
Jangan kan untuk melakukan legiatan yang lain, berkumpul bersama keluarga pun dapat dihitung dengan jari. Berlama-lama diruang latihan yang beralamat di Jalan Padjajaran Bandung lebih disenangi sosok Usdi Permana.
Fokus dan serius menjadi pelatih sampai-sampai waktu bertemu sama anak-anaknya Rizkika Adam Pratama dan Rizki Aditya Permana serta istri tercintanya R. Siti Satariah pun, pria yang akrab disapa Kang Usdi ini sangat jarang sekali
“Kalau istri saya sudah paham profesi saya. Jadi ya, sangat maklum, untung anak-anak juga sudah dewasa sehingga dapat ditinggal “ucap Kang Usdi.
Pelatih bertangan dingin ini baru saja menyelesaikan tugas terhormat di PON XX Papua Oktober lalu. Dipercaya sebagai pelatih kepala, dia mampu merebut 8 medali emas dari cabang olahraga yang ditukanginya itu. Bahkan meleibihi target yang diminta KONI Jabar.
“Kita target dari KONI Jabar 5 medali emas. Tapi Alhamdulillah anak-anak mampu melebihinya jadi 8 emas,” kata Kang Usdi.
Dikenal ramah dan enak diajak bicara, kepada Pj Sabtu (30/10/2021) Kang Usdi menceritakan bagaimana dirinya mempersiapkan para lifter untuk berjuang di tanah Papua.
Banyak persoalan apalagi pandemi Covid-19 adalah rintangan terberat yang dihadapi saat mempersiapkan atlet.
“Tim angkat berat ditengah persiapan ada yang positif Covid. Tapi saya minta lifter lain tidak mengasingkan teman-teman yang positif tersebut. Latihan tetap dilakukan bersama-sama. Prokes tetap dijalankan dan ada dinding pemisah atau jarak disaat latihan. Kami ingin rasa kebersamaan tetap ada. Dan tidak ingin teman-teman yang positif Covid-19 jadi “down” mentalnya gara-gara Covid,”katanya.
Apa pun masalah dan rintangan kata Kang Usdi dapat dilalui para atlet selama latihan. Hingga sampai pelaksanaan pertandingan di Papua.
Lalu apa kunci keberhasilan memenuhi target medali emas bahkan melebihinya.?
“Sederhana. Sebelum keberangkatan sesuai ajaran agama saya Islam, saya ajak semua atlet kepanti asuhan memberikan sedekah kepada anak-anak yatim piatu. Lalu memohon ampun dan doa dari orangtua masing-masing,” ungkapnya.
Saat di Papua ada lagi tradisi yang dilakukan tim angkat berat. Ini yang menurut Kang Usdi yang sangat penting.
“Saya pimpin para atlet dan juga pelatih lainnya untuk saling memaafkan. Saya minta khusus kepada atlet mengosongkan pikiran jelek dan.membersihkan hati mereka. Atlet saling berangkulan satu sama lain dan saling memafkan. Sedih memang. Ada yang menangis,”cerita Kang Usdi.
Tak ada yang menyangka jika segala prosesi religi yang dilakukan tim angkat berat PON Jabar berbuah manis. Prestasi yang luar biasa. Patut diacungkan jempol. Target 5 emas dapat 8 medali emas. Bahkan beberapa rekor. Nyaris menjadi 9 medali emas andai saja satu lifter putra M. Yusup tidak mengalami cidera. Kalau tidak, pasti 9 medali emas yang dibawa lifter angkat berat Jabar dari tanah Papua.
Bagi Usdi keberhasilan.yang dicapai tim angkat berat Jabar di PON Papua bukanlah semata-mata karena dirinya.
Bukan, bukan karena saya. Semua adalah karena kerja keras para atlet. Saya pribadi senang dan puas melihat hasil yang dicapai sepanjang pelaksanaan PON. Dan itu dilakukan para atlet di kandang lawan. Kepuasan bathin yang tidak dapat dinilai dengan apa pun apalagi materi,” tegas Usdi dengan mata terlihat nyaris mengeluarkan air mata bahagia.
Tugas di PON sudah selesai. Kang Usdi sudak kembali di Bandung. Tapi tetap tidak bisa berlama-lama dengan anak-anak dan istri. Loh, kenapa..?
Satu tugas lagi sudah menanti. Ini juga demi kehormatan “Tanah Pasundan” Jawa Barat.
‘Iya ni. Saya harus mendampingi atlet angkat berat diffabel untuk Pekan Paralympik Nasional (Peparnas) XVI di Papua tanggal 1 hingga 15 November. Alhamdulillah Ketua NPCI Jabar Pak Supriatna Gumilar mempercayakan latihan anak-anak ke saya,’ kata Kang Usdi.
Inilah bukti kalau darah daging seorang Usdi Permana adalah diangkat berat. Tak mengenal lelah. Baru pulang dari Papua, kini terbang lagi ke Papua.
‘Gak apa-apa. Nikmati saja. Mudah-mudahan ini jadi amal ibadah. Lagi pula saya senang. Semoga hasilnya sama seperti di PON, mohon doanya,’ pungkasnya.
Selamat berjuang! Joelkarnain