BANDUNG, PelitaJabar — Sudah saatnya Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) naik kelas. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Iriawan mengatakan, salah satu upayanya dengan melek Informasi Teknologi (IT), dan memanfaatkan IT untuk meningkatkan pemasaran produknya.
“Saat ini era serba cepat, serba mudah berkat IT. Berbekal teknologi, semua ada di genggaman tangan,” katanya saat membuka “Cooperative Fair 2018”, di Parkir Barat Gedung Sate Bandung, Jumat (10/8).
Digitalisasi merupakan cara strategis, untuk membangkitkan gairah enterpreneur negeri. Lewat online, produk dapat langsung bersaing dalam “scoop” global. Berbeda dengan berjualan “off-line”, harus sewa toko dan membutuhkan banyak pegawai.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tapi lewat digitalisasi, atau lewat jalur online. KUMKM akan memiliki potensi pasar yang tak berbatas alias “borderless.”
Di era milenial ini, lanjut Iriawan, konsumen di Indonesia dan Asia Pasifik sangat mendukung berkembangnya pasar digital. Pelaku KUMKM bisa menjual barang dan jasa dari mana saja, tanpa market place. Sehingga, KUMKM kian kompettif. Artinya, para pelaku usaha akan berjibaku secara global dalam menarik kepercayaan konsumen dengan berbagai terobosan dan inovasi.
“Ada produk- produk unggulan dari berbagai daerah. Inshaa Allah Jawa Barat banyak produk unggul,” tambah dia.
Saat ini, lanjutnya, sudah waktunya semua stakeholder menunjukan atensinya untuk KUMKM di negeri ini. Supaya bisa terus eksis dan naik kelas. Maka KUMKM perlu juga mendapatkan sentuhan fasilitasi berbagai program yang dapat disinergikan bersama.
Di Jawa Barat, sinergi ini dikenal dengan ABCGM (Akademisi-Business-Communitas-Goverment-Media), yang juga dikenal dengan “Jabar Masagi” yang berkembang di Provinsi Jawa Barat.
Senada, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat Dudi Sudradjat Abdurachim, sesuai program pemerintah yakni UMKM go online. Para pelaku KUMKM harus melek IT dan memanfaatkannya demi menaikan levelnya menjadi usaha besar.
“Pelaku KUMKM harus menguasai dan menfaatkan IT secara maksimal,” jelasnya.
Dudi menyebutkan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat saat ini berkomitmen penuh terhadap digitalisasi koperasi dan UMKM. Sebagai contoh, Ia menyebut pihaknya telah mendorong penerapan Enterprises Resources Planning (ERP) berbasis IT di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.
“Penerapan ERP ini ternyata sangat membantu para anggota untuk menjalankan aktivitasnya,” katanya.
Masih dari sisi promosi dan sosialisasi, pihaknya pun saat ini tengah menggelar “Cooperative Fair ke-15 tahun 2018”. Kegiatan ini digelar mulai 10-12 Agustus 2017 di Parkir Barat Gedung Sate Bandung.
“Cooperative Fair” merupakan pameran produk Koperasi dan UMKM yang diikuti pelaku KUMKM dari 27 kabupaten/ kota se-Jawa Barat dan 33 provinsi se-Indonesia. Berbagai produk makanan dan minuman, kerajinan, fashion dan aksesoris, sepatu dan tas, dan lebih 300 pelaku koperasi dan UMKM Jawa Barat tumplek di even tersebut.
Selain itu, ada pula peserta dari Provinsi Naggroe Aceh, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Kalimantan Tengah dan Kota Pare-pare. CakDar