BANDUNG, PelitaJabar – 14 tahun, bukanlah waktu sebentar. Ibarat manusia, usia tersebut mulai menginjak remaja. Begitupun dengan Majelis Ta’lim (MT) Al Jabbar 86 dan Al Jabbar Coupe Club 86, yang kini memasuki usia 14 tahun berkiprah menyantuni santri yatim dan kaum dhuafa.
Awal terbentuk, MT Al Jabbar hanya memiliki belasan santri yatim. Seiring perkembangan, jumlah santri terus bertambah, bahkan kini mencapai ratusan yang tersebar di beberapa daerah di Jawa-Barat.
Tak hanya itu, MT Al Jabbar juga memiliki puluhan pondok pesantren di Jawa-Barat, dimana pembangunannya bersumber dari para donatur dan simpatisan MT Al Jabbar 86 tanpa bantuan pemerintah.
‘Sabar dan ikhlas terhadap apa yang menjadi ketetapan Allah. Kedua, kita memiliki tujuan untuk mencapai dunia akhirat, dengan cara memilih dan fokus, jalan apa yang mau kita kembangkan. Nah MT Al Jabbar 86 berupaya untuk fokus untuk membina, merawat dan menyayangi santri yatim piatu dhuafa. Darisana nanti akan berkembang,’ ungkap Pimpinan MT Al Jabbar 86 H. Andri Wilman menjawab PJ saat disinggung kunci keberhasilan MT Al Jabbar secara konsisten selama 14 tahun, disela kegiatan rutin pembagian sembako kepada santri yatim piatu dan dhuafa di Dago, Minggu 18 Desember 2022.
Tak hanya itu, Kang Andri, demikian panggilan akrab pia yang asik diajak berbicara ini melanjutkan, sistem silaturrahim sale. Misalnya diantara para anggota MT Al Jabbar ada yang memiliki hobbi motor besar, mobil sport, di mix dengan ketaatan kepada Allah swt.
‘Jadi kita ibadah bareng, umroh bareng, menyantuni anak yatim bareng, dibungkus dengan hobi, sehingga hobi ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Marketnya mana, kita harus jelas, karena potensi kami terbatas, maka kami putuskan marketnya 1, yatim piatu dan dhuafa,’ ucap Kang Andri.
Karena itu tak heran, baik donatur dan jumlah santri yatim pun terus bertambah. Selain terus menjadi pembicaraan positif dari mulut ke mulut, hal ini juga didukung dari kemampuan intelektual rekan rekan di media sosial, media cetak, radio dan tv serta online untuk membantu siaran dakwah ini, sehingga dakwah dapat tersampaikan.
‘Karena Allah memberikan curahan rahmat dan hidayah kepada siapa saja, tinggal bagaimana kita servernya mampu menerima dan menjabarkannya dalam suatu kehidupan. Dalam ihtiarpun, tidak lancar semua, namun ada juga kendalanya. Untuk jumlah santri, dari 14 tahun lalu hanya 13 santri, sekarang sudah mencapai 600 santri,’ tambahnya.
Pihaknya berharap, setelah ujian pandemi dua tiga hingga tahun lalu dan kini semakin membaik, tentunya dapat membangkitkan ekonomi kita yang juga semakin membaik.
‘Kita bersyukur apa yang telah dikarunia Allah tahun ini, kita optimis ekonomi akan berputar dan membangkitkan UMKM, dan ekonomi secara global. Lalu, dari sisi santri, kami ingin ada perhatian dari pemerintah, karena selama 14 tahun ini kita melakukan secara mandiri, sekarang kita coba untuk berkomunikasi dengan beberapa institusi, terutama hari ini hadir wakil ketua DPRD kota Bandung dan Kejaksaan, jadi kita tidak bicara kebijakan dulu, namun secara pribadi, paling tidak memiliki tujuan yang sama, yaitu membahagiakan para santri dan dhuafa agar masa depan mereka lebih baik,’ pungkas Kang Andri. ***