SEBAGAI mahasiswa program magister manajemen inovasi STEMBI BANDUNG BUSSINES SCHOOL dan salah satu kewajiban tugas mata kuliah karywa wisata yang mewajibkan mahasiswa melakukan perjalana ke 3 provinsi di Indonesia, penulis melakukan perjalanan ke prov Banten, Jawa Tengah & DI Yogyakarta.
Perispan administrasi terkait surat perijinan untuk kunjungan karyawaisata sudah di siapakan sedemikian rupa agar lancar dan sukses di setiap kunjungan ke beberapa tempat di pulau jawa.
Penulis tertarik dengan salah satu tempat yang di kunjungi di daerah Yogyakarta yaitu masjid jogokaryan.
Berawal dari sebuah langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Yogyakarta, Masjid Jogokariyan terus berusaha membangun Ummat dan Mensejahterakan Masyarakat.
Setiap masjid pasti mempunyai manajemen sendiri dalam mengelola jamaah.
Masjid Jogokariyan salah satu masjid yang mengelola jamaah nya dengan berorientasi pada pelayanan jamaah.
Setiap acara, kegiatan serta program masjid selalu kembali pada kenyamanan jamaah serta kesejahteraan jamaah.
Masjid Jogokariyan merupakan manajemen masjid modern yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW yang dimana masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Menurut Ustad M. Jazir data potensi Jama’ah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Segala kebutuhan Masjid Jogokariyan yang bisa disediakan jama’ah, diorder dari jama’ah.
Maajid Jogokariyan juga berkomitmen tidak membuat Unit Usaha agar tak menyakiti jama’ah yang memiliki bisnis serupa. Sehingga ukhuwah umat Islam di Jogokaryan sangat kuat.
Tiap pekan, Masjid Jogokariyan menerima ratusan tamu. Konsumsi untuk para tamu, diorderkan secara bergiliran dari jama’ah yang memiliki rumah.
Dalam konsep pelayanan, Masjid Jogokariyan Menganalisa apa yang dibutuhkan oleh jama’ah dan warganya.
Maka Masjid Jogokariyan akan hadir memberikan Solusi. Adapun langka-langka dalam konsep pelayanan ini adalah pertama, membidik potensi pada jamaah. Kedua, pandai melihat peluang yang ada pada jamaah. Ketiga, cermat melihat kebutuhan jamaah.
Sebagai bentuk pelayanan kepada jamaahnya, hal pertama yang dilakukan oleh pengurus masjid adalah Mengundang Jamaah ke Masjid dengan Penuh Hormat.
Data jama’ah tersebut digunakan untuk Gerakan Shubuh Berjama’ah. Sehingga, pada 2004, dibuat sebuah terobosan program baru agar para jamaah lebih meramaikan masjid.
Caranya, yaitu dengan membuat Undangan Cetak, layaknya pernikahan. Semua undangan ditulis dengan daftar nama.
Undangan itu persis berbunyi “Mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara …. dalam acara Shalat Shubuh Berjama’ah, besok pukul 04.15 WIB di Masjid Jogokariyan..”
Undangan itu dilengkapi hadits-hadits keutamaan Shalat Shubuh. Hasil terobosan program itu cukup menakjubkan.
Ada peningkatan jumlah jamaah secara signifikan. Hal itu bisa dilihat ketika jumlah jamaah sholat Shubuh, bisa mencapai sepertiga jumlah jamaah Sholat Jumat.
Tidak cukup hanya sebatas undangan shalat dan pemahaman tentang shalat, pengurus masjid juga tidak lupa mencantumkan menu makan, dan beberapa dorprize yang siap dibagikan kepada jamaah yang hadir.
Masih dalam konsep pelayanan, Masjid Jogokariyan juga menerapkan Gerakan Infak Selalu Tersisa Nol Rupiah.
Ta’mir masjid Jogokariyan membuat sistem keuangan Masjid Jogokariyan yang berbeda dari masjid lainnya.
Jika ada Masjid mengumumkan dengan bangga bahwa saldo infaknya jutaan, maka Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman, saldo infak harus sama dengan NOL! Infak itu ditunggu pahalanya untuk menjadi ’amal shalih, bukan untuk disimpan di rekening Bank.
Selain yang telah disebutkan di atas, Masjid Jogokariyan juga melayani jamaahnya diberbagai bidang seperti:
Pelayanan sosial
Pelayanan Pendidikan
Pelayanan Sandang/Pangan/Papan
Masjid Jogokariyan yogyakarta memiliki 4 Konsep Manajemen Masjid.
Pertama Pemetaan, yaitu Masjid Jogokariyan memiliki peta dakwah yang jelas, wilayah kerja yang nyata, dan jama’ah yang terdata.
Pendataan yang dilakukan Masjid terhadap jama’ah mencakup potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan, kekuatan dan kelemahan.
Kedua Masjid Jogokariyan Menganalisa apa yang dibutuhkan oleh jama’ah dan warganya. Maka Masjid Jogokariyan akan hadir memberikan Solusi.
Ketiga Pemberdayaan, Masjid yaitu upaya memberdayakan semua potensi yang bisa dimaksimalkan oleh masjid.
Keempat Pertanggungjawaban, yaitu cara penyampaian pertanggungjawaban yang luar biasa kepada para jamaahnya. Dan Masjid jogokariyan tidak meniru cara penyampaian pertanggungjawaban masjid-masjid pada umumnya.
Semoga kunjungan penulis tentang masjid jogokaryan jantung peradaban dapat di ambil pelajaarannya dan menjadi manfaat , aamiin. ***