SEPERTI sudah menjadi tradisi setiap tahunnya, menjelang ramadhan harga bahan pokok pasti naik. Meroketnya pun tidak tanggung-tanggung, bukan seribu atau dua ribu namun hampir dua kali lipat harga normal.
Tidak hanya para pedagang makanan yang mengeluhkan kenaikkan harga ini tapi juga para ibu rumah tangga pun berkeluh kesah tentang problemtika ini.
Kenapa demikian?
Berbagai alasan pemerintah sampaikan seolah hal biasa yang harus diterima karena tidak ada solusi lain. Akibatnya, masyarakat pun hanya bisa pasrah atas kenaikan ini, terlebih para ibu rumah tangga yang merasa tidak bisa berbuat apa-apa.
Kenaikan harga bahan pokok ini menambah beban masyarakat, contohnya seperti di daerah Pasar Koja. Warga yang membeli bahan pokok di sana mengeluhkan naiknya harga bahan pokok di Pasar Koja, Jakarta, Sabtu (2/3/2024), jawapos.com.
Situasi ini menjadi pemandangan dan dianggap lumrah, dimana rakyat terus menerus menjadi korban dari kebijakan rezim yang selama ini dianggap tak pernah berpihak kepada wong cilik.
Sementara di luar sana tak sedikit fakta di lapangan berbicara para pedagang makanan mengeluhkan “boro-boro dapat untung, bisa muter juga sudah alhamdulillah”, demikian ocehan pedagang.
Hal ini tak lain karena imbas kenaikan harga.
Begitu juga dengan para ibu rumah tangga, harus memutar otak ketika tradisi ini mulai datang. Bagaimana caranya agar mereke tetap bisa membeli bahan pokok sesuai pendapatan suami, sementara nilai uang dengan harga barang sangat jomplang.
Begitupun dengan para pedagang bahan pokok, semuanya mengeluhkan kenaikan harga yang luar biasa ini.
Sistem pemerintahan yang digunakan saat ini tampaknya tak mampu memberikan solusi. Hanya alasan tanpa solusi, sehingga begitulah dan terulang terus.
Kebijakan yang diberikan hanya dapat dinikmati segelintir masyarakat saja dan bersifat sementara, karena itu tidak menyelesaikan secara menyeluruh.
Bukankah Rasulallah Shollallahu ‘Alaihi Wa Salam bersabda:
“Ya Allah, barang siapa mengurusi urusan umatku lantas dia membuat susah mereka, maka susahkanlah dia. Dan barang siapa mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia”. (HR. Muslim).
Indonesia adalah negara yang berpenduduk Islam terbesar di dunia. Islam memberikan penyelesaian permasalahan hidup mencakup seluruh aspek termasuk ekonomi, yaitu ekonomi islam.
Allah SWT menjamin semua persoalan manusia ada solusinya di dalam Islam. Sebab itu, Allah SWT telah menurunkan Al-Quran sebagai penjelasan atas segala sesuatu (tibyân[an] li kulli syai`[in]).
Dan juga dalam QS an-Nahl [16]: 89:
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.
Pentingnya kita lebih memahami lagi apa itu Islam? Karena tak hanya mengatur tentang ibadah, tapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi.
Marilah kita perbanyak mengkaji Al Qur’an dan mendatangi kajian-kajian Islam, agar kita dapat mengenal Islam lebih dalam lagi dan menerapkannya secara kaffah.
Wallahu’alam