BANDUNG, Pelita Jabar – Pesatnya perkembangan teknologi, hingga derasnya pengaruh budaya asing di masyarakat, membuat generasi muda cenderung lupa terhadap nilai nilai sejarah perjuangan Bangsa.
Tidak hanya itu, kebanggaan terhadap sejarah, seakan cenderung “dihilangkan”.
Sejarawan Ahmad Basarah mengatakan,
Sejarah merupakan cermin untuk berkaca pada kehidupan dimasa lalu, utk menjalani kehidupan dimasa sekarang dan menyiapkan kehidupan dimasa datang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dulu kita pernah hebat jaman kerajaan Majapahit, Sriwijaya yang menguasai Gugusan Kepulauan Nusantara. Kita punya orang hebat seperti Soekarno, Hatta, M. Yamin dll dari Kalangan Sipil. Kita punya orang hebat Sudirman, Urif Sumoharjo, Gatot Subroto, Ahmad Yani dan lain lain dari kalangan Militer, ” Papar Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat (Kadisjarahad) Brigjen TNI Rachmat S, S.I.P, MM, M.Tr. (Han) Kepada PJ.com saat disambangi di kediamannya Jln. Lombok Bandung Sabtu Malam (18/07/2020).
Jenderal bintang satu ini melanjutkan, seorang Filsuf dan Ahli Strategi Perang bernama Sun Tzu mengatakan, untuk mengalahkan bangsa yang besar tidak perlu mengirimkan pasukan perang, tetapi dengan cara menghapus pengetahuan mereka atas kejayaan leluhurnya, maka mereka akan hancur dengan sendirinya.
“Presiden pertama Kita Sukarno mengingatkan kepada Kita, jangan sekali kali meninggalkan Sejarah.
Jangan sampai perjuangan dan kejayaan Bangsa Indonesia yang Kita cintai ini nantinya hanya tinggal cerita utk anak cucu kita seperti kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit ” tambah Kadisjarah.
Karena itu, dirinya ingin mengembalikan nilai nilai sejarah yang selama ini mulai dilupakan.
“Harapan saya sebenarnya bukan dalam konteks kepentingan pribadi, namun lebih kepada bagaimana sejarah ini bisa menjadi kebanggaan kita dan dipahami oleh generasi muda. Kita punya banyak bahan, tinggal bagaimana metode mengemas sehingga menarik bagi masyarakat, ” Jelasnya.
Dikatakan, Disjarahad memiliki tugas kesejarahan yang diwujudkan dalam penulisan sejarah, pemeliharaan museum, monumen, perpustakaan dan dokumen sejarah, yang kesemuanya itu merupakan aset berharga yang harus ditawarkan pada generasi muda agar tidak melupakan nilai-nilai sejarah.
Untuk itu diperlukan media dan konten yang kreatif dan inovatif agar mampu menarik generasi muda kembali mempelajari sejarah dan berkaca dari pengalaman sejarah untuk menapaki perjalanan ke depan.
Agar menarik minat generasi milenial, Kadisjarahad memiliki gagasan menampilkan sejarah dalam bentuk film pendek yang akan diviralkan melalui media sosial.
“Termasuk durasinya berapa lama, apakah lima menit, 15 menit. Kalau dulu satu film dokumenter bisa sampai 30 menit, bahkan lebih, nah kalau sekarang mungkin cukup lima menit, namun menarik dan pesannya tersampaikan, ” Papar Kadisjarah
Karena itu, pihaknya dalam waktu dekat akan membuat satu inovasi terkait bidang kesejarahan, sehingga kebanggaan terhadap para pejuang dapat dibangkitkan kembali terutama kaum milenial.
“Bentuknya seperti apa, ini yang akan kita godok dan diskusikan lebih lanjut. Ini tugas Kita bersama, ” Pungkasnya. Mal