Kalah Dengan Pinjol, R. Yunandar Dorong Koperasi Produktif & Jadi Holding

- Penulis

Senin, 15 Juli 2024 - 20:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KAB BANDUNG, PelitaJabar – Keberadaan koperasi saat ini semakin menurun dan bangkrut. Hal ini karena secara sistem, koperasi dinilai ketinggalan dibandingkan usaha lain. Harus ada perubahan terutama masalah teknologi digital.

“Sesungguhnya koperasi itu bisa berperan dalam penyediaan modal usaha bagi anggotanya, bahkan koperasi bisa menjadi pelaku dari pinjaman online. Tinggal bagaimana dia membangun model bisnisnya. Karena harusnya koperasi itu adalah sebuah lembaga kemitraan investasi, jadi bukan sebagai badan usaha tapi dia kemudian membentuk badan-badan usaha,” papar Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, R. Yunandar Rukhiadi Eka Perwira di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Bandung, Senin (15/7/2024).

Dikatakan, Koperasi harus menjadi holding, dimana punya sekelompok orang yang mempunyai modal, kemudian membangun usaha.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Misalnya ada usaha simpan pinjam, ada usaha produksi, ada usaha perdagangan dan lain sebagainya itu modal yang harus dikembangkan. Sehingga nanti koperasi tidak memakan dirinya sendiri, tapi menjadi sebuah lembaga kerja sama satu sama lain saling sharing, membantu terutama membangun bisnis baru.

Menurutnya, sebenarnya dkoperasi bisa bersaing dengan pinjol untuk mengatasi masalah kredit pinjol yang sekarang sangat marak.

“Kenapa kemudian muncul masalah besar di pinjol yang macet ini? Karena mereka tidak melihat persyaratan, yang dia minta adalah hanya keinginan untuk meminjam dan jaminannya adalah bunga yang tinggi.  Nah ini yang kemudian harusnya diantisipasi oleh pemerintah dengan mendorong koperasi bisa menjadi pelaku usaha yang sifatnya simpan pinjam produktif, bukan konsumtif,” jelasnya.

Lalu kenapa harus produktif, karena produktifitas ini akan menyediakan lapangan kerja, menyediakan modal bagi para pelaku usaha lain.

Misalnya setelah di holdingnya berjalan lancar, kemudian bisa memberikan insentif terhadap para peminjam pinjol yang selama ini memang butuh tambahan pendapatan.

“Sebagai contoh guru, profesi paling banyak terjebak pinjol dan juga lintah darat (bank emok-red). Nah ketika usaha ini berkembang yang didorong oleh pinjaman dari koperasi, sebetulnya guru-guru ini bisa punya sampingan, misal dagang online, dropshipper, reseller, atau bahkan toko online, tapi karena tidak cukup modal, akhirnya pinjam ke pinjol, seharusnya dia membangun usaha dari yang produktif dibantu oleh para pelaku usaha atau koperasi ini,” pungkasnya. ***

Komentari

Berita Terkait

Senyuman Santri Yatim Saat Menerima Bantuan Baznas
BLIST Dinilai Mampu Entaskan Kemiskinan, Pengamat Perlu Dikaji
Timnas Atur Strategi di ASEAN U-23 Championship Mandiri Cup 2025
Penyalahgunaan Narkoba Mengkhawatirkan Ratusan ASN Bapenda Ikuti Deteksi Dini
Tercatat 171 Ribu Lebih Pelanggan KA Selama Libur Sekolah
Yadi Sofyan Sidak Pelatcab Peparda NPCI
Rakerprov IKASI, Bahas Usia Hingga Pungutan BK Porprov
Camat Kersamanah Ingatkan Kades Tak Boleh Pegang Dana Desa

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 16:25 WIB

Senyuman Santri Yatim Saat Menerima Bantuan Baznas

Kamis, 10 Juli 2025 - 20:08 WIB

BLIST Dinilai Mampu Entaskan Kemiskinan, Pengamat Perlu Dikaji

Kamis, 10 Juli 2025 - 18:42 WIB

Timnas Atur Strategi di ASEAN U-23 Championship Mandiri Cup 2025

Kamis, 10 Juli 2025 - 13:36 WIB

Penyalahgunaan Narkoba Mengkhawatirkan Ratusan ASN Bapenda Ikuti Deteksi Dini

Rabu, 9 Juli 2025 - 20:31 WIB

Tercatat 171 Ribu Lebih Pelanggan KA Selama Libur Sekolah

Berita Terbaru

DAERAH

Senyuman Santri Yatim Saat Menerima Bantuan Baznas

Jumat, 11 Jul 2025 - 16:25 WIB

FEATURED

Tercatat 171 Ribu Lebih Pelanggan KA Selama Libur Sekolah

Rabu, 9 Jul 2025 - 20:31 WIB