SUKABUMI, PelitaJabar — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI meluncurkan program Pendidikan Vokasi Industri Tahap II untuk Wilayah Jawa Barat.
Peluncuran dilakukan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, serta Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Harjanto, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad, dan Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto.
Program pendidikan vokasi industri merupakan upaya membangun link and match industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Jawa Barat. Dilakukan 631 perjanjian kerjasama antara 128 perusahaan industri dengan 415 SMK.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, ada pula pemberian hibah mesin dan peralatan untuk mendukung praktik di SMK dari 28 perusahaan kepada 208 SMK.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi salah satu solusi penyerapan tenaga kerja dan pemberian keahlian kepada anak didik khususnya anak-anak SMK yang ada di Jawa Barat,” harap Uu disela peluncuran program di PT Anugerah Indofood Barokah Makmur, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Senin (18/3).
Dikatakan, salah satu permasalahan SMK yang ada di Jawa Barat adalah tidak sejalannya antara kurikulum sekolah dengan industri saat ini.
Untuk itu, Pemda Provinsi Jabar berencana akan merombak kurikulum SMK yang tidak sejalan dengan kebutuhan ekonomi saat ini. Terlebih SMK menjadi salah satu penyumbang pengangguran terbesar di Jawa Barat.
“Salah satu permasalalah SMK yang ada di Jawa Barat, yaitu tidak sesuainya antara kurikulum SMK dengan (kebutuhan kompetensi) industri,” ujar Uu.
Sejak diluncurkan pada 2017, program pendidikan vokasi ini telah memitrakan sebanyak 2.604 SMK dengan 885 perusahaan.
Capaian tersebut melampaui target Kementerian Perindustrian sebanyak 2.600 SMK dengan 750 perusahaan.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, peluncuran program Pendidikan Vokasi Industri ini merupakan tahapan ke X rangkaian program link and match antara SMK dengan industri di seluruh Indonesia.
“Pendidikan vokasi ini merupakan prioritas bagi pemerintah, karena selain SMK kami juga mendorong politeknik,” ucap Airlangga dalam sambutannya.
Pada kesempatan ini, Menteri Airlangga juga membuka diklat 3 in 1 untuk 260 orang, terdiri dari 75 orang akan mengikuti diklat animasi dan 85 orang diklat alas kaki, serta 25 orang akan mengikuti diklat garmen. Mereka akan ditempatkan di beberapa perusahaan di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Solo, Banten, dan Bandung.
Selain itu, pada 31 Januari 2019 lalu, Kementerian Perindustrian bersama Kementerian Sosial telah membuka diklat sistem 3 in 1 bagi 368 penyandang disabilitas di bidang industri garmen dan alas kaki yang ditempatkan di 11 perusahaan.
Pada peluncuran program Pendidikan Vokasi Industri Tahap II Jabar ini, Menteri Airlangga sekaligus membuka diklat 3 in 1 untuk 60 penyandang disabilitas yang akan ditempatkan di perusahaan garmen dan alas kaki, sehingga total penyandang disabilitas yang telah dilatih, tersertifikat, dan ditempatkan bekerja di perusahaan mencapai 523 orang. Mal