SAINGAN terberat saat menghadapi lawan adalah ego diri sendiri. Jika bisa mengatasi ego, diyakini lawan-lawan mudah dikalahkan.
Kalimat ini begitu tegas dan mantap meluncur dari mulut seorang ibu muda bermama Khristina Handhika Putri Suroto.
Sebagai atlet menembak, Mbak Khris begitu dia akrab disapa, sedang berada di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Jabar menuju ke Pekan Paralympik Nasional (Peparnas) XVII tahun 2024 di Sumut-Aceh.
“Itu kata kuncinya. Jadi kalau ditanya siapa lawan terberat yang dihadapi, maka ego diri sendiri adalah lawan berat dan rival yang mesti kita taklukkan lebih dulu,” sebut Mbak Khris kepada PJ Jumat 29 September 2023.
Tapi persaingan terketat yang akan dihadapi, ibu muda kelahiran Wonogiri 23 September 1995 ini menyebutkan Provinsi Papua.
Oleh karena itu, sebagai seorang atlet dirinya memprioritaskan untuk mengawal Ego diri agar tidak “lose kontrol”.
“Saya bersyukur saat ini lambat laun ego saya sudah mulai dapat dikontrol. Intinya kesabaran saya dalam berlatih sudah mulai tertata dengan baik. Semoga di Peparnas nanti terus dapat terkendali. Sehingga menghadapi pertandingan bisa enjoy dan fokus. Termasuk menghadapi lawan-lawan nanti,” tambahnya.
Bertempat tinggal di Perum Safira Waru, Mbak Khris mengaku baru mengenal dan menyenangi olahraga menembak.
“Saya masuk ke dunia olahraga menembak sejak usia 26 tahun. Spesialis nomor senapan SH2,” akunya.
Kenapa memilih menembak.?
“Karna saya tertarik untuk memperdalam intuisi diri saya sendiri dan melatih kesabaran. Makanya saya pilih menembak. Kesabaran adalah pondasi utama dalam olahraga menembak. Jika tidak sabar apalagi langsung dor..dor..dor sana sini, tentu bisa berakibat tidak tepat sasaran. Kalau sabar dan sabar, saya yakin paling tidak tembakan akan mendekati sasaran,” jelas istri Ahmad Azwari ini.
Pernah meraih medali emas pada Pekan Paralympik Daerah (Peparda) Kabupaten Bekasi tahun 2022 dan medali perak pada Peparnas di Papua 2021 lalu, ibu dari Anindya bertekad memperbaiki prestasinya di Peparnas Sumut-Aceh 2024.
“Harus emas di nomor pertandingan individu maupun mix team. Malu sama diri sendiri dan NPCI Jawa Barat. Tekad saya sih harus medali emas. Makanya Pelatda saya niatkan untuk -betul mempersiapkan diri dan menambal segala kekurangan tehnik yang ada,” papar Mbak Khris.
Bagaimana dukungan pelatih.?
“Pelatih jelas sangat berpengaruh pada persiapan selama menjalani Pelatda. Pelatih mengontrol dan mengawasi latihan saya. Terimakasih para pelatih yang selalu memberi evaluasi tehnik, fisik mau pun mental demi kemajuan kami para atlet,” sebut Mbak Khris.
Masuk dalam kategori disabilitas tangan (tuna daksa) wanita berkulit putih ini mengaku baru gabung masuk dalam Pelatda Peparnas Jabar pada bulan Juni 2023 lalu.
“Memang lebih awal berlatih dari pada Pelatda Peparnas resmi yang dimulai Agustus. Saya hanya ingin berlatih lebih awal untuk menggembleng tehnik yang saya punya. Tentunya dengan harapan, selama di Pelatda beberapa kekurangan yang ada dapat berangsur-angsur lenyap,” katanya.
Ada hal yang sangat menggembirakan dirinya, dimana keluarga besarnya suami dan anak sangat mendukung karirnya berprestasi di cabang olahraga prestasi.
“Saya bersyukur suami dan anak sangat mendukung. Semoga saya dapat menyenangi hati mereka dengan prestasi yang terbaik di Sumut-Aceh nanti,” bebernya.
Kepada NPCI Jabar, pelatih mau pun Manejer, dia mengucapkan terimakasih telah memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu di Peparnas.
“Semoga saya dapat membawa pulang medali emas buat semuanya. Terutama untuk masyarakat Jawa Barat,” janjinya.
Selamat berjuang Mbak Khris dan Buktikan janji mu. Joelkarnain