BANDUNG, PelitaJabar – Permasalahan sampah masih menjadi tantangan terbesar di Jawa Barat.
Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Permukiman dan Open Data Jabar, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.529 ton per hari pada 2021. Angka tertinggi dibanding kabupaten kota lainnya di Jawa Barat.
Karena itu, sebagai penerima beasiswa, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menggelar budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly/BSF) dan sosialisasi literasi keuangan kepada UMKM dan warga di RW 02, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.
Para awardee LPDP yang tergabung dalam Angkatan Persiapan Keberangkatan (PK) – 191 Supernova berkomitmen mendukung pemerintah mengentaskan masalah sampah melalui pengelolaan sampah organik.
Berbagai kegiatan pun dilakukan PK 191 melalui edukasi pemilahan sampah, pemanfaatan dengan budidaya BSF yang bisa digunakan untuk pakan ternak dan bahan pupuk organik.
Kepala Kelurahan Sukamiskin, Farida Agustini S.Pd, MM mengapresiasi kegiatan ini.
‘Proyek sosial PK-191 ini cocok banget dilaksanakan di kelurahan Sukamiskin karena sangat bermanfaat untuk warga kami. Saat ini RW1 hingga RW 17 sudah melakukan pemilahan sampah, sehingga harapannya para warga semakin pintar setelah mengikuti kegiatan ini,’ ujarnya disela kegiatan Senin 22 Agustus 2022.
Senada, Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso juga mengapresiasi PK-191 Supernova atas proyek sosial yang dilaksanakan dengan tema lingkungan dan UMKM.
‘Pilihan PK-191 Supernova tentang lingkungan ini sangat keren karena hidup manusia selalu terkait lingkungan. Pemilihan topik ini juga relevan karena bumi akan terus tergerus akan kegiatan manusia. Kegiatan ini mengingatkan kita untuk bersahabat dengan bumi. Begitu pula dengan pemilihan UMKM juga sangat besar
imbasnya karena merupakan tulang punggung di Indonesia,’ paparnya.
Sementara Ketua Paguyuban Pegiat Maggot Nusantara (PPMN), Muhammad Ardhi Elmedian menjelaskan, pemilahan sampah rumah tangga merupakan hal yang sangat krusial dan harus melibatkan semua lapisan masyarakat.
‘Apabila sampah organik terdekomposisi tercampur secara anerob, maka menimbulkan gas berbahaya berupa metana. Metana kalau dilepaskan ke udara menjadi lapisan stratosfer dan itu menyebabkan efek gas rumah kaca. Karena itu, pemilahan sampah organik dari rumah tangga menjadi hal penting,’ pungkasnya singkat.
Guna menyadarkan masyarakat pentingnya pemilahan sampah, Owner UMKM Pengolahan BSF dan Taman Kabisa, Tubagus Ari Satria Bakti menyatakan kenali dahulu sampah yang termasuk organik dan anorganik.
‘Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui sampah organik dan anorganik, jadi kenali dulu jenisnya. Lalu siapkan wadahnya untuk pemilahan. Karena potensi ekonomi dari sampah sangat banyak, dari kasgot (sampah maggot) bisa dibuat skincare hingga pakan ternak,’ tutur Ari.
Tidak hanya talkshow terkait pengelolaan sampah, kegiatan kick off pun dilanjutkan dengan paparan mengenai ‘Pentingnya Melek Literasi Keuagan’ oleh Fungsi Pelaksana Pengembangan UMKM Bank Indonesia Cabang Jawa Barat, Bolfawer Simanjuntak.
‘Untuk mendapat kepercayaan komunikasi antara suami dan istri, buatlah pos anggaran dan evaluasi bulanan, hobi dijadikan pemasukan, bijak dalam berhutang dan hati-hati akan pinjaman online dan investasi illegal,’ tutur Bolfawer.
Selama Agustus hingga Oktober 2022, PK – 191 mngadakan seminar mengenai pemilahan sampah, edukasi potensi bisnis BSF dan marketing BSF bersama Taman Kabisa kepada warga RW 02 Kelurahan Sukamiskin.
PK-191 Supernova juga mendonasikan alat pengolahan sampah serta dan pelatihan pembukuan bulanan kepada ibu rumah tangga dengan menghadirkan pembicara Dr. Ayu Krishna Yuliawati, S.Sos, MM, dari Resilience Development Initiative. ***