TRANSPORTASI menjadi bagian terpenting dalam sebuah negara, guna memudahkan segala aktivitas rakyat dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Terlebih dimomen lebaran, transportasi menjadi bagian yang sangat dibutuhkan untuk aktivitas mudik. Mulai dari transportasi darat, laut dan udara.
Hanya saja sangat disayangkan, dibalik antusias rakyat untuk pulang ke kampung halaman demi bertemu dan berkumpul dengan handai taulan, harus ditebus dengan tiket yang mahal bahkan naik dua kali lipat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya itu, aspek pendukung transportasi lainnya seperti tarif tol dan bahan bakar minyak pun mengalami kenaikan dan tentu ini menambah derita rakyat.
Mau tidak mau rakyat pun tidak bisa menolak karena ingin bertemu dengan keluarga.
Namun masyarakat merasakan, kenaikan harga dimomen tersebut tidak sebanding dengan pelayanan yang diterima.
Seperti kemacetan dan kecelakaan mudik, hal tersebut selalu terulang setiap tahunnya.
Tahun ini jalur Cianjur Bandung macet parah. Antrean kendaraan mengular hingga 15 km ditambah banyaknya kecelakaan.
Dinkes Jabar mencatat ada 244 kecelakaan di jalur mudik. (Liputan6. Com 02/10/22)
Kemacetan merupakan salah satu faktor yang menjadi alasan, banyaknya rakyat beralih ke kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan kendaraan publik.
Alasan rakyat antara lain kenyamanan, berbagai upaya untuk mengurangi kemacetan pun dilakukan oleh pemerintah dengan memberlakukan one way dan lainnya.
Menyoal masalah kecelakaan, kita sudah memahami bahwa itu sesuatu diluar kuasa manusia. A
sudah menjadi kehendakNya namun ada ranah yang bisa diupayakan oleh manusia seperti bagaimana pelayanan transportasi publiknya, kondisi jalan, tempat istirahat dan sebagainya.
Jika melihat fakta yang ada menunjukkan bahwa sistem saat ini yaitu kapitalisme belum mampu mengatasi kemacetan di tengah gembar gembor pembangunan infrastruktur hingga tak ada keamanan untuk jiwa.
Menaikkan segala harga disaat momen besar rakyat akhirnya memberikan kesan mengambil keuntungan dari momen tersebut.
Sedangkan untuk mengatasi kemacetan rakyat bisa beralih dengan transportasi publik dengan kondisi kendaraan yang nyaman, aman dan tentu dengan harga yang terjangkau bahkan bisa gratis.
Selain itu, kondisi jalan pun akan jadi perhatian tidak akan kita temui jalan-jalan berlubang yang dapat memicu kecelakaan.
Berbicara fasilitas bisa kita lihat sejarah dalam Islam. Sistem Islam adalah aturan yang langsung dari Sang Pencipta, tidak hanya ibadah namun aturan kehidupan pun tertulis lengkap dan sempurna.
Dimasa kepemimpinan Umar Bin Khatab pernah berujar,“Seandainya, ada seekor keledai terperosok di Kota Bagdad karena jalan rusak, aku khawatir Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban diriku di akhirat nanti.”
Itu membuktikan, betapa seorang pemimpin bertanggungjawab penuh terhadap semua urusan rakyatnya termasuk fasilitas dan keselamatan rakyat bahkan hewan sekalipun.
Seperti yang disampaikan Rasulullah yang artinya :
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)
Kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang menjadi tanggungjawab aparat terkait termasuk seorang pemimpin jika kematiannya diakibatkan dari kelalain. Wallahua’lam