BANYAK kenangan yang tak bisa dilupakan terutama saat masa masa di sekolah. Tak hanya memory bermain bersama teman-teman, tentu saja kita semua punya sahabat karib, diantara puluhan bahkan ratusan teman.
Karena itu, seorang siswa SMAN 1 Batujajar, Nandini Sinta Putri berhasil menulis sebuah buku berjudul Lumpiah.
Buku setebal 300 halaman itu, mengisahkan enam sekawan yang penuh keriangan di masa awal menjadi remaja.
Hal itu tercermin dari kalimat di sampul buku, “Aku hanya ingin bermain di sekolah sama yang lain. Cukup di rumah aja aku belajar”.
Nandini menceritakan waktu jajan makanan, dirinya suka membeli lumpia basah sama teman-teman.
‘Lalu mikir, gimana kalau bikin cerita kayak gini, terus dikasih judul lumpia aja, soalnya kita suka beli lumpia,’ papar gadis berhijab ini Selasa 30 Maret 2022.
Karena itu, berkat bukunya tersebut, mengantarkan siswa kelahiran 17 Desember 2005 itu sebagai siswa panutan dalam gerakan literasi sekolah (GLS).
Bahkan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI, Endang Susilastuti mengapresiasi karya Nandini saat meluncurkan program “Lentera Mahardika”.
Bukunya dicetak puluhan eksemplar. Sebanyak 40 buku telah terjual dan sebagian lagi telah didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah.
Meski senang menulis, bukan berarti Nandini tak mendapatkan kesulitan. Seperti penulisan kebanyakan, Nandini pun sempat mengalami writer block.
‘Pernah sampe bingung nulisnya mau lanjut sampai ke mana lagi,’ tambah anak pertama dari dua bersaudara ini.
Sehingga, ia harus mencari metode dan waktu yang pas agar proses menulis lebih mudah. Baginya, cara yang nyaman untuk menulis adalah saat suasana sepi, seperti menjelang tengah malam.
‘Yang penting, (perut) harus sudah kenyang,’ katanya sembari tersenyum.
Setelah melalui proses tak mudah, akhirnya buku tersebut rampung dalam kurun waktu 2 tahun.
Bagi Nandini, menulis memiliki banyak manfaat. Mulai dari meningkatkan kreativitas, memperkuat daya ingat, dan menghibur.
‘Dengan menulis, aku mampu mengekspresikan diri dan meningkatkan mood jadi lebih baik,’ ungkap siswa yang sering membaca Wattpad ini.
“Tanderlova”, cerita di Wattpad ia jadikan referensi dalam menulis buku.
Nandini pun mendorong kepada siswa Jabar untuk mulai menulis.
“Yang penting jangan takut, jangan takut salah. Harus percaya dengan diri sendiri. Jangan pernah stuck. Kalau cape, lebih baik istirahat dulu aja. Jangan dipaksain, prosesnya ada sakitnya dulu, baru bisa maju,’ pungkasnya. ***