BANDUNG, PelitaJabar – Meski hidup ditengah gemerlapnya kota Bandung, masih ada warga yang hidup serba kekurangan. Jangankan menikmati keindahan Pariv Van Java, rumahnya pun nyaris ambruk.
Seperti dialami Sari, yang tinggal tak jauh dari Balai Kota Bandung, tepatnya di Jl Linggawastu Dalam No 206 Kecamatan Bandung Wetan, Kelurahan Taman Sari, Bandung, selain tak ada penerangan, atapnyapun hancur akibat hujan.
Wanita berusia 52 tahun itu, tinggal bersama anaknya 14 Tahun.
‘Sejak 1 tahun yang lalu, karena hujandimulai dari dapur terus merembet ke seluruh ruangan. Akibatnya, aliran listrik juga akhirnya terputus,’ papar Sari Jumat, 4 November 2022.
Guna menghidupi keluarganya, dia menjadi buruh harian, menjahit, mencuci, atau membantu pekerjaan rumah tangga lainnya.
Meskpiun begitu, ditengah keterbatasan yang dihadapi, ibu sari masih semangat memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya yang saat ini duduk di bangku SMP.
‘Yang saya khawatiran, jika anak saya mendapat bulian dari teman-temannya dengan kondisi rumah saat ini,’ katanya sedih.
Karena itu, dia sudah melaporkan kepada RT 03/ RW 16 setempat.
Meski banyak warga yang berkunjung, namun belum ada yang bisa membantu terkait perbaikan atap rumahnya.
Diketahui, Tahun 2022 Pemerintah Kota Bandung menargetkan akan merenovasi sebanyak 1.051 unit rumah tidak layak huni (rutilahu) dengan anggaran sebesar Rp 19,8 Miliar.
Target program Rutilahu pada tahun 2022, sedikit meningkat jumlahnya dari tahun sebelumnya hanya 920 unit.
Namun dalam lima tahun terakhir, jumlah rumah yang mendapatkan program rutilahu terus menurun.
Pada 2018, sebanyak 3.298 unit telah direhabilitasi. Lalu, di tahun 2019 terdapat 3.119 unit yang direhabilitasi. Kemudian pada 2020, Pemkot Bandung telah merehabilitasi 969 unit. Terakhir, di tahun 2021, terdapat 920 unit.***