BANDUNG, PelitaJabar- Berbagai cara terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memerangi stunting. Hal ini dibuktikan dengan peluncuran program Bandung Tanginas (Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) di Kantor Kecamatan Ujungberung Bandung Selasa (08/09/2020).
“Semoga Bandung tanginas bisa menekan angka stunting dengan cara berkolaborasi antara masyarakat dan SKPD terkait, seperti Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Kesehatan, dan lainnya. Semua berkolaborasi menghadirkan makanan bergizi,” papar Wali Kota Bandung, Oded M. Danial disela peluncuran Tanginas.
Menurutnya, dukungan seluruh elemen masyarakat harus terus berlanjut untuk menekan angka stunting. Hal itu juga ditunjukan selama ini. Terbukti, pada tahun 2018 angka stunting itu di sekitar 25,8 persen. Angka tersebut turun menjadi 25,3 persen pada tahun 2019.
Sementara Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung, Siti Muntamah mengatakan, saat ini jumlah anak di bawah lima tahun (Balita) stunting di Kota Bandung mencapai 8.121 orang. Sekitar 2.700 masuk kategori bayi di bawah dua tahun (Batuta). Sementara 50.000 penduduk lainnya masuk kategori rawan stunting.
“Sebanyak 2.700 orang itu akan diintervensi secara khusus oleh kami melalui program Tanginas. Mereka ada di 15 kelurahan di 11 kecamatan di Kota Bandung,” ujar Siti.
Menurutnya, ada empat faktor terjadinya stunting pada anak. Di antaranya, pendidikan, gizi buruk, ekonomi, sanitasi. Selain itu, di masa pandemi Covid-19 ini menjadikan anak-anak menjadi rawan stunting.
“Ada warga miskin baru. Untuk itu, kita harus meningkatkan ‘skill’ keluarga untuk tetap menghadirkan makanan-makanan yang sehat. Pangan yang aman dan sehat untuk para putra putri kita terhindar dari stunting,” katanya.
Oleh karena itu, TP PKK Kota Bandung melakukan intervensi spesifik, membuat pekarangan pangan yang aman dan sehat, dan pelatihan peningkatan ekonomi keluarga atau Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). Rls