PARAI TENGGIRI, merupakan salah satu pantai terindah di Bangka Belitung. Pantai ini berada di Kota Sungailiat, 40 kilometer disebelah utara dari Kota Pangkal Pinang.
Dulunya bernama pantai “Hak Kok”. Namun sekitar tahun 1948-1949 lalu diganti menjadi Parai Tenggiri oleh Soekarno, Presiden pertama RI.
Secara etimologis, kata parai tidak ditemukan dalam kamus bahasa Indonesia. Namun sebagaimana penuturan CEO El-John Group, Johnnie Sugianto, parai yang dimaksudkan Soekarno berarti “Surga”. Istilah mana pastinya juga belum pernah ditemukan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara Tenggiri itu diambil dari kata-kata Ikan Tenggiri, karena ketika Ir. Soekarno di asingkan di Pulau Bangka, dia bersama rombongan sering bersantai dan berdiskusi di pantai ini sembari membakar Ikan Tenggiri (ikan terbaik dan ternikmat di pulau Bangka) sebagai menu utama makanannya.

Singkat cerita menurut Johnnie Sugianto, nama “Parai Tenggiri” diberikan oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno dengan makna “Surganya panorama Pantai dan surganya Ikan Tenggiri”.
Dulu, Pantai Parai Tenggiri seluas 18,5 hektar, dimiliki Ishak dan keluarganya. Hingga kini, Ishak dan keluarga tinggal tidak jauh dari pantai Parai.
Pada 1988, kawasan ini dibeli oleh Johnnie Sugianto seharga Rp 50.000.000. Dia rela menjual hotelnya di Batam, demi mendapatkan kawasan ini. Dengan penuh keyakinan, kelak akan menjadi pantai terbaik dan terindah yang selalu ramai di pulau Bangka.
Keyakinan Johnnie akhirnya terbukti. Dengan pengelolaan yang baik ditambah fasilitas hotel (resort) berbintang 4 (empat) dengan bentuk cottage, pantai Parai Tenggiri berhasil menjadi Icon di Pulau Bangka.
Selain pasir putih yang bersih, air laut biru jernih dan dihiasi bebatuan besar, ditambah pohon-pohon kelapa yang tumbuh di sepanjang pantai, menjadikan setiap yang berkunjung betah berlama lama.
Sebuah jembatan menjulur menyeberangi daratan tempat penginapan tersebut berada dan membawa wisatawan ke sebuah pulau yang diberi nama Rock Island.
Saat berada di tengah jembatan kayu tersebut, terlihat pemandangan di sisi kanan dan kiri jembatan. Menengok ke kanan, Pantai Parai Tenggiri terlihat sepi dari bebatuan. Pasir putih pun terlihat kontras dibandingkan dengan air laut biru muda.
Sementara di sisi kiri jembatan, pasir putih dihiasi oleh ratusan bebatuan kecil dan besar yang membuat air laut berwarna biru pekat terlihat tidak kalah mengagumkannya.
Masyarakat yang berkunjung cenderung lebih menyukai sisi pantai Parai Tenggiri karena penuh bebatuan. Di sana, wisatawan bisa berfoto ria sembari bermain air dan duduk di atas batu.
Untuk menuju ke objek wisata Pantai Parai Tenggiri ini, dari pelabuhan Pangkal Balam atau Bandara Depati Amir hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit menggunakan kendaraan bermotor.
So, siap menjelajahi Parai Tenggiri, Surganya Panorama Pantai dan Ikan Tenggiri? ***