SEPERTI dilansir dari laman www.bbc.com/indonesia , 25 Juni 2021 bahwa virus SARS-CoV-2 pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019 dan pada Juni 2021, telah menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan lebih dari 178 juta kasus yang dikonfirmasi dan 3,9 juta kematian.
Pendemi covid jika dihitung mundur berarti telah 3 tahun lebih melanda dunia dan ini tentunya menghancurkan perekonomian dunia tanpa terkecuali Indonesia.
Dampak dari pendemi ini benar – benar merusak sendi – sendi perekonomian, eksport import menjadi terhalang, produksi terhambat hingga memukul hampir semua perekonomian masyarakat.
Namun segala kejadian tentu selalu ada hikmahnya, begitu juga pendemi covid -19 ini, bisnis online menjadi menggeliat, perusahaan cargo menuai keuntungan dan yang terpenting mindset bisnis masyarakat menjadi berubah juga.
Para pedagang merubah cara berdagangnya dari cara tradisional tatap muka dan transaksi langsung menjadi cara digital.
Dari semua fakta di atas ada satu penomena yang cukup menarik tentang terpuruknya perekonomian dunia, yaitu penomena decoupling. Dilansir dari situs economy.okezone.com, Senin 05 Desember 2011 10:11 WIB disebutkan bahwa, Decoupling atau “keterlepasan” antara need (kebutuhan) dan want (keinginan) adalah fenomena yang bakal kian marak di tengah Indonesia yang kian makmur dengan makin banyaknya konsumen kelas menengah (“Consumer 3000”).
Ini terbukti di bisnis bahan bangunan. Berdasarkan penelitian penulis tentang Study Kelayakan Bisnis yang menjadi tugas mata kuliah Study Kelayakan Bisnis di Program Magister Manajemen Inovasi STIE-STEMBI, penulis angkat salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan bahan bangunan dan konsultan bangunan yaitu di Cv Mekar Laksana Jaya yang berlokasi di Cicalengka kabupaten Bandung.
Bahwa penomena decoupling ini benar terjadi, dari laporan keuangan di tahun 2019 ada penurunan sedikit bisa jadi tahun itu masyarakat shock dengan covid – 19, tetapi penurunan itu ternyata tidak signifikan hanya diangka 10 % bahkan data laba rugi di tahun 2021 mengalami kenaikan kembali sebesar 11 % pertahun.
Memang secara data konsumen yang membeli dalam jumlah besar adalah konsumen baru yaitu konsumen yang mendapatkan keuntungan bisnisnya di saat orang lain terhimpit ekonominya.
Misalkan saja di daerah Cicalengka merupakan sentra bisnis fashion dan sebagian masyarakatnya memanfaatkan peluang di bisnis online yang saat itu booming maka bermunculan lah para orang kaya baru yang tentunya hasrat merenovasi rumah, membangun rumah atau sekedar membangun tempat usaha tersalurkan.
Kembali keperusahaan Cv Mekar Laksana Jaya yang bisnis bahan bangunannya seolah – olah tidak terpengaruh pendemi covid, dari analisa lapangan ada beberapa aspek yang membuat bisnisnya cenderung stabil, diantaranya aspek demography, Aspek manajemen bisnis, Aspek pemasaran dan Aspek manajemen produksi.
Dari aspek demography, perusahaan ini diuntungkan karena lokasi yang cukup strategis, walaupun bukan di pusat kota akan tetapi lokasi toko dilalui oleh jalur jalan kabupaten yang tentunya dilalui banyak kendaraan baik pribadi, kendaraan umum, bahkan kendaraan operasional pabrik yang berada di sekitar lokasi.
Aspek manajemen bisnis yaitu termenage nya manajemen perusahaan yang ada mulai dari alur kerja yang jelas sampai job desk yang tepat, memang dalam penelitian diberikan masukan karena ada kekurangan akan tetapi pada dasarnya manajemen telah melakukan langkah yang bagus.
Untuk aspek pemasaran masih melibatkan link jaringan pertemanan atau pemasaran mulut ke mulut dan metode pemasaran ini cenderung kuat bahkan menjadi semacam brand awareness misalkan jika mencari bahan bangunan maka masyarakat akan teringat ke Mekar Laksana Jaya.
Kemudian untuk Aspek manajemen produksi, dalam penelitian ini sangat berpengaruh besar. Sebagai contoh, trend rumah minimalis yang sedang in saat ini mulai dari warna cat, bentuk sampai aksesoris Cv Mekar Laksana Jaya mengikuti tren sehingga stok bahan bangunan yang repeat ordernya tinggi.
Di gudang stok nya melimpah sebagi contoh gipsun, bonex, genteng metal dan lain sebagainya. Inilah yang membuat penjualan bahan bangunan cenderung stabil dan mampu bertahan di tengah badai krisis ekonomi karena covid – 19.
Secara akademis, penulis sampaikan masukan tentang keilmuan manajemen yang penulis dapatkan di Program Magister Manajemen Inovasi STIE-STEMBI untuk diterapkan di perudahaan Cv Mekar Laksana Jaya, karena kita tidak akan pernah tahu bisnis kita kedepannya.
Untuk menjaga stabilitas bisnis bahkan untuk terus memajukan bisnis kita ilmu – ilmu manajemen yang secara empiris telah terbukti berhasil, dan semoga pada akhirnya bisnis bahan bangunan Cv Mekar laksana Jaya terus meningkat menjadi perusahaan besar yang mampu menyerap lapangan kerja yang banyak, amiin. ***