BANDUNG, PelitaJabar – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyambut 71 warga Jabar, yang memilih pulang ke kampung halaman pascakerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, di Gedung Pakuan, Rabu (9/10).
Mereka berasal dari 13 kabupaten/kota. Rinciannya, Kab. Garut 18 orang, Kab. Majalengka (2), Kab. Sukabumi (7), Kota Bandung (4), Kab. Bandung (5), Kab. Kuningan (2), Kab. Tasikmalaya (6), Kab. Sumedang (8), Kab. Subang (8), Kab. Purwakarta (3), Kab. Bogor (4), Kab. Indramayu (3), dan Kab. Ciamis (1).
“Saya ucapkan wilujeng sumping di nikmatnya dunia yang ada di Gedung Pakuan ini. Kita syukuri nikmat Allah yang luar biasa ini,” kata Emil, sapaan akrab Gubernur.
Para warga Jabar tersebut akan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing melalui Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
“Jadi, mayoritas masih ingin tetap kembali ke Wamena sebagian ingin kembali (ke Jawa Barat), dua-duanya akan kita fasilitasi. Dan kita pastikan mereka juga tidak terlantar, nanti kalau sudah memutuskan mau berikhtiar seperti apa nanti kita fasilitasi,” ucapnya.
Emil bercerita bahwa pada 2014 lalu, dia diangkat menjadi anak adat di Wamena. Saat itu, dia menanam pohon di rumah kepala suku. Dia pun berharap Wamena segera kondusif.
“Saya doakan, Ya Allah mudah-mudahan Papua bisa kembali normal, sehingga hal-hal seperti ini jangan terulang lagi. Kita buka komunikasi,” tutur Emil.
Ketua Paguyuban Sunda Ngumbara Iriyanto Pawika mengapresiasi Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar atas bantuannya selama ini. Dia mengatakan, upaya yang dilakukan Pemdaprov Jabar tergolong cepat dan tanggap.
“Karena (Pemdaprov Jawa Barat) yang tercepat tanggap darurat dan pengirimannya termasuk rapi, pendataannya begitu cepat,” ucap Iriyanto.
Iriyanto menambahkan, hingga kini masih banyak warga Sunda yang ada di Papua. Karena masih banyak dari mereka yang ingin tetap tinggal di Papua.
“Yang hadir pulang sekarang tidak semua. Warga kami (Jawa Barat) masih banyak yang cinta Papua dan masih tinggal di Papua, masih tinggal di Wamena,” katanya.
Banyak warga Jabar berprofesi sebagai pedagang di Papua. Seperti warga asal Rajapolah, Tasikmalaya, Kushenryk Napiana. Mal