BANDUNG, PelitaJabar — Kecelakaan moda transportasi penyeberangan, angkutan laut, sungai dan danau, menjadi Pekerjaan Rumah yang harus segera ditangani oleh pemerintah. Kecelakaan demi kecelakaan dianggap biasa. Karamnya kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba mengakibatkan 164 orang tenggelam, menambah deretan kecelakaan kapal laut yang cukup parah.
Selain over capacity, tidak laik jalan, cuaca, human error, sarana dan prasarana belum baik, SDM masih kurang, aturan yang banyak dilanggar, membuat moda transportasi penyeberangan makin tidak aman. Terlebih saat peak season, seperti Natal dan Tahun Baru, satu kapal kelebihan muatan mencapai 300 persen.
Karena itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub mendorong sistem pembelian tiket melalui aplikasi atau e-ticketing. Dengan begitu, dapat meminimalisir kelebihan penumpang.
![](https://pelitajabar.com/wp-content/uploads/2018/10/ik2mi3.jpg)
“Kita ingin moda kapal laut juga menggunakan sistem e-ticketing seperti Traveloka. Saya yakin ini bisa, kita mendorong operator untuk bekerjasama dengan swasta, dimana sistem ini sudah berjalan di pesawat terbang dan kereta api,” jelas Renhard Ronald, Kasubdit Bina Keselamatan Ditjen Hubungan darat Kemenhub usai diskusi tema Pengawasan dan Kontroling Menuju Zero Accident Saat Peak Season Pada Kegiatan Penyeberangan Ferry Akhir Tahun, yang digelar Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2M1) di Jayakarta Hotel Bandung Jumat (12/10).
Pihaknya ingin membangun sistem yang fleksibel terkait dengan pembelian tiket. “Di aplikasi, jika tiket sudah habis atau kursi sudah penuh, otomatis pemohon tidak akan bisa membeli lagi,” tegasnya.
Tenaga Ahli Bidang Kemaritiman Menhub Peni Pudji Turyanti SH, MH berpendapat, seharusnya pengawasan dilakukan sejak kapal dibangun.
“Selama ini hanya memantau terus, solusinya tidak ada. Banyak yang harus dibenahi seperti aspek regulasi belum bersinergi, tingkat keselamatan masih rendah, dan belum terpadunya moda angkutan darat,” tambahnya.
Sementara Ketua IK2MI Laksamana Madya TNI (Purn) Y Didik Heru Purnomo mengungkapkan, pihaknya menginginkan terwujudnya rumusan pemerintah di bidang maritim yang lebih efektif.
“Hasil pembahasan diskusi ini, kita rangkum menjadi acuan bersama dalam merumuskan solusi atas penanganan kasus kecelakaan kapal di Indonesia. Hasil akhir akan disampaikan kepada pemerintah,” pungkasnya singkat. Mal