BANDUNG, PelitaJabar – Wakil Ketua Dewan Pers, M. Agung Dharmajaya dalam paparannya berjudul “Transformasi Media dan Jurnalisme di Era Digital: Menyoal Peran Media dan Regulasi yang Bikorelasi Dengannya” mengatakan, Indonesia termasuk 10 besar negara dimana masyarakat kecanduan media sosial, menduduki peringkat ke-9.
“Terdapat 170 juta pengguna internet dan media sosial aktif di Indonesia. Yang menjadi pertanyaan, mengapa media sosial di Indonesia begitu masif, padahal di sisi lain tingkat kedewasaan literasi masyarakat Indonesia sangat rendah,” papar Agung saat menjadi pembicara di seminar bertajuk “Pengaruh Media Terhadap Masyarakat di Era Digital” di Gedung LPPM Unisba, Jalan Hariangbanga, Sabtu, 22 Juni 2024.
Dikatakan, masifnya pengguna media sosial tidak diimbangi dengan pemahaman masyarakat terhadap produk media sosial.
Agung menyebutkan, produk media sosial bukan berita melainkan informasi.
“Karena informasi, kebenarannya bisa diragukan. Berbeda dengan berita yang disampaikan media massa yang telah melalui proses jurnalistik,” ucapnya.
Menurutnya, masyarakat dibanjiri informasi media sosial dari pelbagai platform. Informasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan dalam memilah informasi yang benar dan akurat.
“Sehingga mendorong kecenderungan penyebaran informasi palsu dan hoaks,” katanya.
Kepala Program Studi (Kaprodi) Magister Ilmu Komunikasin Fikom Unisba Prof. Dr. Ike Junita Triwardhani, S.Sos., M. Si., tidak menampik sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, masyarakat telah dipaksa masuk dalam dunia digital.
“Sekarang ini kita memang sedang masuk dalam dunia digital, manusia dengan kehadiran media digital memang banyak sekali manfaatnya, terlebih sejak pandemi Covid-19. Ketika kita dipaksa masuk ke dunia digital,” kata Prof Ike saat membuka kegiatan tersebut.
Sedangkan Direktur Bisnis Disway National Network dan Sekertaris Serikat Perusahaan Pers (SPS) Jabar, Suhendrik mengatakan, hingga 2020, terdapat 43.300 media online di Jabar.
Sementara tantangan terkait hoaks, literasi media, informasi yang tidak terkendali, dan merebaknya jurnalistik clikbait.
“Kalau media konvensional, penyebaran beritanya terjadwal, tapi media online bisa kapan pun dan diakses di mana pun,” katanya.
Seminar yang digagas Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi (Mikom) Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) Tahun 2023 itu, juga menghadirkan Kepala Diskominfo Jabar Dr. Ika Mardiah, M.Si.,Guru Besar Ilmu Komunikasi Fikom Unisba Prof. Dr. Septiawan Santana K., S.Sos., M.Si.
Seminar berlangsung hampir 3 jam itu, ditutup oleh Guru Besar Fikom Unisba, Prof. Dr. Septiawan Santana K, S.Sos, M.Si.
Kegiatan didukung bank bjb, bjb syariah, PWI Jawa Barat, SPS Jawa Barat, serta berbagai media massa. ***