BANDUNG, PelitaJabar – Kota Bandung yang selama ini mengandalkan usaha jasa dan pariwisata sebagai sektor unggulannya, melemah akibat Pandemi Covid-19. Kunjungan wisatawan menyusut drastis. Hal itu terlihat dari okupansi hotel yang menurun drastis.
“Saya dapat informasi dari penutupan bandara, kunjungan menurun drastis hampir minus 76 persen dibanding tahun 2019. Efeknya terhadap sektor jasa cukup dominan,” papar Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Kota Bandung, Eric M. Attauriq di Pendopo Kota Bandung Kamis (04/03/2021).
Karena itu, pihaknya selama dua bulan terakhir ini berkonsentrasi menginventarisir sejumlah masalah yang paling banyak terdampak selama pandemi Covid-19.
“Kita sudah menginventarisir program-program dari masing-masing pokja yang ada. Harapannya di bulan Maret beberapa pokja sudah mulai aktivitas kegiatan dalam rangka pemulihan ekonomi,” ucap Eric.
Eric mengungkapkan, dari hasil pemetaan selama dua bulan terakhir ini, terdapat dua isu utama yang menjadi perhatian khusus, persoalan ketahanan pangan dan daya beli masyarakat.
“Salah satu isu adalah soal ketahanan pangan. Kedua, daya beli. Ini yang menjadi isu konsen kita, bagaimana jalur distribusi dan pasokan pangan berjalan lancar. Juga tidak kalah penting soal daya beli,” jelasnya.
Eric menegaskan kembali, satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian di Kota Bandung. Sehingga turut berkontribusi pada menurunnya pendapatan perkapita dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Tadi kita mendapat informasi dari BPS, pendapatan per kapita warga Bandung mengalami penurunan,” katanya.
IPM Kota Bandung mengalami sedikit penurunan. Rilis Bappelitbang, LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Bandung triwulan keempat minus 2,28 persen.
“Tapi sedikit lebih baik dari LPE Jawa Barat yang 2,58 dan nasional 4 persen,” pungkasnya. Rls