BANDUNG, PelitaJabar – Warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah Kota Bandung mengolah sampah secara canggih. Metode yang digunakan yati pengomposan sampah organik dengan Metode Open Windrow, Mikro Organisme Lokal (MOL) dan membudidayakan Maggot (Larva lalat hitam).
Pengolahan sampah dengan Metode Open Windrow nantinya menghasilkan pupuk kompos padat. Sedangkan metode MOL menghasilkan pupuk kompos cair, lalu digunakan untuk tanaman Buruan Sae. Sementara itu, sampah organik yang dikelola menggunakan metode maggot dapat terurai habis.
Selain itu, terdapat kawasan pertanian integrasi yang dinamakan Jasmine Intigrated Farming. Di sana, terdapat tempat pengolahan sampah organik, Buruan Sae, budidaya ikan, budidaya ayam petelur, dan warga berkebun.
“Lahan di RW 19 ini tiga tahun yang lalu merupakan hutan kota. Lama tidak terurus sehingga banyak binatang liar seperti ular besar. Warga bergotong royong untuk kepetingan mereka sendiri,” ungkap Ketua RW 19, Dodi Iriana saat ditemui di RW 19 Minggu (21/02/2021).
Setelah itu, dibentuk kawasan khusus untuk pengolahan sampah, Kang Pisman, yang didominasi ibu-ibu.
Ketua Kelompok Jasmine, Eni Yuningsih menjelaskan, masyarakat sangat antusias dengan program ini. Saat ini terdapat 30 orang yang tergabung dalam kelompok Jasmine Intigrated Farming.
“Kita membuat Kang Pisman agar ada kegiatan untuk ibu-ibu di sini. Akhirnya kita ajak ibu-ibu untuk bergabung ke Kang Pisman dan kelompok berkebung ini,” katanya.
Kini hasil dari Jasmine Intigrated Farming bisa dirasakan warga. Ke depannya akan disosialisasikan lebih luas kepada warga agar mulai memilah sampah dari rumah. Rls