Untuk itu, Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) Institut Teknologi Bandung menawarkan konsep Living Lab sebagai solusi pembenahan Kota.
‘Konsep Living Lab ini bisa menjadi salah satu langkah cepat menyelesaikan permasalahan di Kota Bandung dari lingkup terkecil,’ papar Suhono saat bertemu Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota Bandung,Sabtu 3 September 2022.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rencananya wilayah DDG (Dipatiukur, Dago dan Ganesha) menjadi lokus pertama yang akan digarap Living Lab. Beberapa aspek masalah yang akan dibenahi, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuan penelitian konsep Living Lab ini adalah sebagai area percontohan di Indonesia.
Ema Sumarna mengatakan, Pemkot Bandung menyambut baik konsep Living Lab.
‘Kami harus menyambut baik konsep ini, sangat banyak beririsan dengan target kami. Pemerintah diberikan berbagai konsep penataan kota dari pada akademisi, Bandung punya banyak solusi,’ ujar Ema.
Konsep Living lab, sejalan dengan berbagai program yang sedang digarap Pemkot Bandung, terutama persoalan parkir, sampah, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan kemacetan.
‘Saya melihat mau Dipatiukur, Dago dan Ganesha, Braga persoalan tidak lepas dari 4 hal, parkir, sampah, PKL dan kemacetan. Dengan konsep Living Lab ini semoga menjadi solusi,’ pungkas Ema.
PIKKC adalah Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas yang berada di bawah naungan ITB. ***