Tidak Manusiawi, Cabor Atletik Bertanding Hingga Pukul 21.00

- Penulis

Minggu, 27 November 2022 - 07:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BEKASI, PelitaJabar – Sangat tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata jika melihat pemandangan yang satu ini, miris dan sangat menyedihkan.

Bagaimana tidak, ratusan atlet yang tampil di cabang olahraga atletik hampir 14 jam berada di lintasan atletik Stadion Wibawa Mukti.

Mulai dari jam.07.00 pagi hingga pukul 21.00 WIB, para atlet difabel yang tampil yang bertanding di Pekan Paralympik Daerah (Peparda) VI ini harus terus berada di lapangan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mulai dari panas, hujan dan dingin sudah menjadi “makanan” para atlet difabel ini setiap harinya. Itu dilakukan sambil menunggu panitia memanggil nama mereka. Lalu siap-siap bertanding.

Atau hanya sekedar menunggu teman demi kesetian dan kekompakan kontingen.

Apa pun alasannya tetaplah tidak bisa dibenarkan, apalagi dibiarkan, kasihan.

“Saya katakan ini tidak manusiawi. Bayangkan atlet ini ada yang putri lalu juga yang berusia sangat muda. Mereka dari jam 7 pagi sudah di Stadion  Lalu pulang jam 9 malam. Kebayang tidak sama bapak bapak panitia bagaimana kondisi mereka selama 14 jam di lapangan,” kata Jumono aktkfis disabilitas yang juga manajer tim judo Kota Bandung.

Didampingi rekannya yang juga penyandang disabilitas dan memakai kursi roda Abah Guntur, Kang Jum begitu Jumono akrab disapa ini mengaggap apa yang dilihatnya di Cabor atletik sangat tidak manusia.

“Atlet ini pasti tidak nyaman. Apalagi sekarang musim hujan. Cobalah bapak bapak yang di PB. Peparda khususnya bidang pertandingan turun ke lapangan. Lihat dan rasakan bagaimana adik-adik atlet atletik kita merasakan ketidaknyamananya,” tuturnya.

Menurut Kang Jum, dirinya tidak mengada-ada. Dia melihat dengan mata kepala sendiri atlet kehujanan, dingin dan baju dan jaketnya basah kuyup.

‘Saya hampir menangis melihatnya Kang. Sama Abah Guntur saya sempat bertanya-tanya sama atlet. Harapan mereka adalah supaya panitia mengkaji ulang jadwal. Jangan sampai terlalu malam. Jam 6 sore saja berakhirnya pertandingan dan jangan sampai malam,’ kata Kang Jum.

Peparda adalah ajang olahraga bagi penyandang disabilitas. Harusnya kami tidak diberlakukan seperti ini.

‘Mungkin bagi yang tidak difabel ini bisa berlaku bertanding sampai jam 9 malam. Tapi, tentu tidak buat kami yang difabel ini,’ pungkasnya. Joel

Komentari

Berita Terkait

Pesan Dankodiklatau di Upacara Latihan Survival
Asmul Dorong Bandung Jadi Pusat Tenaga Pendidik
Andri & H Sutaya Tinjau Banjir Gumuruh
Toni Dukung Bandung Nyaah Ka Indung
Besok Mendukbangga Luncurkan GATI
Buka Kompetisi Farhan Contohkan Perjuangan Persib
Hanya 1 Hari Hakim Bacakan Penetapan, MT Harap Hakim Punya Nurani
UNPAS Tawarkan 12 Jalur Masuk PMB 2025

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 12:10 WIB

Pesan Dankodiklatau di Upacara Latihan Survival

Selasa, 22 April 2025 - 07:08 WIB

Asmul Dorong Bandung Jadi Pusat Tenaga Pendidik

Selasa, 22 April 2025 - 06:58 WIB

Andri & H Sutaya Tinjau Banjir Gumuruh

Selasa, 22 April 2025 - 06:46 WIB

Toni Dukung Bandung Nyaah Ka Indung

Minggu, 20 April 2025 - 23:46 WIB

Besok Mendukbangga Luncurkan GATI

Berita Terbaru

FEATURED

Pesan Dankodiklatau di Upacara Latihan Survival

Selasa, 22 Apr 2025 - 12:10 WIB

FEATURED

Asmul Dorong Bandung Jadi Pusat Tenaga Pendidik

Selasa, 22 Apr 2025 - 07:08 WIB

FEATURED

Andri & H Sutaya Tinjau Banjir Gumuruh

Selasa, 22 Apr 2025 - 06:58 WIB

FEATURED

Toni Dukung Bandung Nyaah Ka Indung

Selasa, 22 Apr 2025 - 06:46 WIB

DAERAH

Besok Mendukbangga Luncurkan GATI

Minggu, 20 Apr 2025 - 23:46 WIB