BERBICARA tentang pengabaian dan kegagalan tentara umat, juga pernyataan bahwa perikemanusiaan sungguh telah mati, bukanlah metafora, melainkan sebuah fakta.
Melihat kenyataan ini, hati kami sakit, tercabik-cabik, karena kami benar-benar hidup dalam rumah duka.
Sejak 7 Oktober 2023, ketika entitas Yahudi (yang didukung dunia) memulai perang genosida terhadap rakyat di Gaza, seluruh dunia diam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Padahal Yahudi bersama para sekutunya justru terus membantai anak-anak, wanita dan orangtua secara membabi buta di tanah Gaza.
Meski jutaan massa melakukan aksi turun ke jalan mengutuk genosida, nyatanya para pemimpin dunia islam tak bergeming, diam seribu bahasa.
Alhasil, rakyat Gaza menyatakan perikemanusiaan sungguh telah mati dan bertransformasi menjadi tubuh tanpa jiwa.
Padahal, mereka meyakini, rezim-rezim yang berkuasa atas umat berkekuatan dua miliar jiwa, mampu melakukan tindakan nyata, bukan hanya kutukan dan fatwa tanpa aksi.
Namun sebaliknya, rezim-rezim malah makin terjerumus ke dalam pengkhianatan, memihak dan tunduk pada komando kaum fir’un.
Erdogan misalnya, menyuplai entitas Yahudi dengan produk-produk industri Turki.
Ibnu Salman di Jihaz, mengirimkan buah-buahan dan sayur-sayuran sembari memperketat blokade di Gaza.
As-Sisi dari Mesir memeras rakyat Gaza, memperdagangkan darah mereka, mengeksploitasi segala kebutuhan mereka, dan memasok persenjataan untuk Yahudi dari pabrik-pabrik militernya.
Para penguasa muslim telah melakukan pengkhianatan terhadap rakyat Gaza. Jangankan menyeru untuk berjihad, mereka malah membenamkan kepala ke dalam pasir seakan tak peduli, naudzubillah.
Persatuan Ulama Muslim Dunia, seakan impoten. Sikap khianat dan pengecut ini membuat rakyat Gaza putus harapan.
Sungguh, mereka telah kehilangan asa pada seluruh perikemanusiaan dan rezim-rezim negeri muslim.
Tidak ada lagi yang tersisa, kecuali Allah Swt Yang Maha Perkasa, Yang Menyiapkan Pertolongan (nashr) bagi mereka dari arah yang tidak disangka-sangka.
Semoga pertolongan itu segera datang. Aamiin…
Wallahu a’lam bi ash shawaab
Oleh : Aghniya Assakhiyah (Pelajar, Tinggal di Parongpong KBB, Jabar)