BANDUNG, PelitaJabar – PT Len Industri (Persero) Holding Industri Pertahanan, DEFEND ID, melalui anak perusahaannya PT Eltran Indonesia, merampungkan becak listrik (BLIST) pesanan Presiden RI 200 unit dari total 940 unit.
BLIST diserahterimakan oleh Kepala Biro Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara, Sony Kartiko kepada Wakil 1 Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Nanik Sudaryati Deyang di PT Len Industri (Persero), Bandung.
Sebelumnya, sebanyak 60 unit BLIST telah diserahkan di tahun 2024 yang merupakan wujud kolaborasi dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan di Indonesia, khususnya pengemudi becak berusia lanjut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Utama PT Eltran Indonesia, Tuning Rudyati, menjelaskan, inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, yang berfokus pada peningkatan perekonomian pengemudi becak lansia.
“BLIST ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan harapan baru yang akan secara signifikan meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Menggandeng UMKM, perusahaan optimis untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 2000 unit per bulan.
Namun berbagai kalangan mempertanyakan keberadaan BLIST, yang dianggap mampu mengentaskan kemiskinan, sementara disisi lain, masyarakat kini lebih banyak menggunakan jasa ojek online dan bus umum.
Termasuk layanan purna jual, suku cadang dan perawatan, dimana BLIST menggunakan tenaga listrik. Belum lagi soal battrei, jika terjadi sesuatu rusak atau terbakar, bagaimana mengatasinya?
Dimintai komentarnya, Jack Febrian Rusdi PH.D, President ASEAN University Colaboration yang juga pengamat transportasi umum menjelaskan, ungkapan mengentaskan kemiskinan sepertinya terlalu berlebihan. Pasalnya, BLIST ini hanya mengganti tenaga listrik dari sebelumnya tenaga manusia.
“BLIST (Becak Listrik) produksi PT LEN adalah inovasi yang patut diapresiasi karena menggabungkan aspek teknologi ramah lingkungan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Namun, efektivitasnya dalam mengentaskan kemiskinan harus ditinjau secara lebih kritis,” bebernya saat dihubungi PJ Kamis 10 Juli 2025.
Menurutnya, saat ini, masyarakat sudah terbiasa menggunakan layanan transportasi yang lebih praktis seperti ojol dan kendaraan umum.
“Dalam konteks ini, BLIST perlu menawarkan nilai tambah yang jelas. Jika hanya mengganti tenaga manusia dengan baterai tanpa disertai ekosistem pendukung—seperti pelatihan pengemudi, pemeliharaan kendaraan, dan integrasi ke sistem transportasi lokal—maka dampak terhadap kesejahteraan sangat terbatas,” papar Bang Jack, sapaan akrabnya.
Dia menilai, potensi terbesar BLIST justru terletak pada pemanfaatannya dalam sektor pariwisata lokal dan ekowisata, atau sebagai transportasi komunitas yang inklusif.
“Keberlanjutan program ini harus didukung dengan pendekatan holistik, pengembangan teknologi, model bisnis, dan pemberdayaan masyarakat agar tidak sekadar menjadi gimmick, tetapi solusi nyata,” pungkas Bang Jack.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menekankan pentingnya kolaborasi antara industri, pemerintahan pusat dan daerah untuk memastikan distribusi bantuan yang tepat sasaran. ***